Sekitar 3,9 juta kasus kematian di dunia, dipengaruhi kebiasaan tidak suka mengonsumsi buah dan sayur.
Jurnal BMC Public Health menyebutkan penyakit kronis seperti kanker, stroke, dan jantung diawali dengan kurangnya asupan buah dan sayur.
Penelitian yang melibatkan 65 ribu lebih laki-laki dan perempuan memperlihatkan, lebih banyak konsumsi buah dan sayuran dapat menurunkan risiko kematian 42% (dengan konsumsi tujuh porsi sehari) dan 29% saja (dengan lima porsi sehari).
Penyebab orang dewasa tak suka makan sayur
Sering kita mendengar, orang tua sibuk mencari cara agar anak-anak mereka mau mengonsumsi buah dan sayur. Ternyata, orang dewasa pun banyak yang perlu "belajar" menyukai sayur. Apa sebenarnya yang menghambat mereka?
~Gen rasa
Dari Healtline.com, sebagian orang memang merasakan sayur sebagai sesuatu yang pahit seperti halnya bir, bubuk kopi serta cokelat hitam. Inilah yang membuat mereka tidak suka makan sayur meski sayur sangat bermanfaat bagi tubuh.
Hal ini disebabkan oleh gen rasa, yaitu kemampuan untuk merasakan senyawa protein yang berinteraksi dengan bintil di lidah. Jadi, ini sama sekali bukan tentang selera saja. Tidak sesederhana kedengarannya.
Masih dari sumber tersebut, disebutkan manusia terlahir dari dua salinan gen rasa yang disebut TAS2R38.
Gen rasa tersebut dibedakan menjadi dua yaitu:
- AVI (tidak sensitif pada pahitnya zat kimia alami sayuran), serta
- PAV (sangat sensitif pada rasa pahit meski hanya untuk sayuran jenis brokoli dan kubis).
Tonia Reinhard, dosen senior Wayne State University di Detroit, mengatakan, persepsi dari indera perasa merupakan proses kompleks yang dipengaruhi banyak faktor. Ini juga yang menyebabkan seseorang di waktu muda tidak menyukai sayuran tertentu, tetapi dapat menerimanya di masa tua.
~Tekstur dan bau