Selalu ada yang viral, dan memberi kita pelajaran. Seperti baru-baru ini, kebebasan Saiful Jamil, pedangdut yang dipenjara karena kasus pelecehan seksual plus suap kepada panitera. Grorifikasi yang dilakoninya berujung pada cancel culture atau boikot atas dirinya di semua stasiun televisi.
Saya melihat beberapa hal menarik dari pemberitaan kasus Saiful Jamil seperti berikut:
1. Jangan lupa orang lain
Bukan karena memiliki profesi artis, selebriti dan orang terkenal, seseorang boleh berpesta merayakan hal yang ditunggu-tunggu, seperti bebas dari tahanan, dengan cara yang diingini dan kemampuan yang dimiliki.
Saya mengira, yang dilakukan rekan Saiful Jamil, Inul Daratista, semacam sambutan penerimaan dari seorang sahabat belaka, sebagai tanda suka-cita.
Di lain pihak, di luar sana ada orang lain yang tidak menjadi sahabat Saiful Jamil, justru adalah korban kasus yang sama. Inilah yang menjadi fokus Komnas perlindungan anak yang kemudian mengajak masyarakat ramai-ramai menolak Saiful Jamil.
2. Jangan lupa etika moral
Adalah pengacara senior Hotman Paris Hutapea yang turut mengajukan keberatan kepada publik.
Ia mempertanyakan apa alasannya, sementara putusan pengadilan saja tidak menghilangkan hak sang artis untuk kembali ke dunia hiburan? Jangan lupa, Bang Hotman memang berkawan dengan para artis, bukan dengan korban kasus pelecehan seksual dan keluarganya. Dalam hal ini, tampak beliau lebih mengasihani Saiful Jamil, bukan?
Tidak heran dalam dua hari petisi untuk memboikot Saiful Jamil sudah melebihi 500.000 tanda tangan. Netizen melihat ketidakpantasan yang lebih ditunjukkan, ketimbang moral dan rasa penyesalan dari seorang mantan pelaku kejahatan seksual.