Lihat ke Halaman Asli

Ika Ayra

TERVERIFIKASI

Penulis cerpen

Kopi di Antara Kita

Diperbarui: 26 Agustus 2021   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kopi di antara kita (foto dari pexels.com)

"Selamat pagi, Pak," aku menyapa, tanpa senyuman. Biasa saja.

"Masih pandemi, semoga sehat ya Pak..." lelaki dengan kemeja biru laut itu, menatapku. Tepatnya memperhatikan.

Yang disapa hanya tersenyum. 

Aku suka melihat wajahnya yang bersih. Maksudku ia mempunyai sedikit brewok, tapi bukan itu. Tapi kulit wajahnya yang kelihatan bersih dan sehat. 

"Saya terlalu pagi, ya?" lelaki itu duduk di kursinya yang biasa. Setelah menatap berkeliling, tetap tak ada pengunjung lain di menit-menit pertamanya.

Aku mengerling padanya, "Menunggu gadis itu lagi, Pak?" ia tersenyum kecil.

Aku suka pengunjung seperti Pak Ben. Ia tidak kaku, ia mau mengobrol dengan barista di sini. Bukan hanya aku, tapi dengan yang lain juga.

Langit di luar mulai gelap. Aku memperhatikan dari balik dinding kaca. Warnanya kelabu, sangat tak berselera untuk berkencan.

"Jadi namanya Meri, bukan?" aku menyerahkan secangkir kopi favoritnya. 

Hmm...  aku menghirup diam-diam. Aku suka aroma kopi buatanku sendiri. Kapan kira-kira, aku akan meraciknya untuk seseorang yang spesial?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline