Lihat ke Halaman Asli

Ika Ayra

TERVERIFIKASI

Penulis cerpen

Bos Baik Hati, Karyawan Minta Jantung

Diperbarui: 14 Juli 2021   06:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mandor proyek bangunan harus pula cerdik (foto dari kompas.com)

Jadi bos itu, tidak gampang, menurut saya. Tidak cukup hanya dengan pintar, seseorang bisa menjadi pemimpin perusahaan. Tapi juga harus cerdik, kuat mental, serta sabar.

Ramah-tamah, juga tidak terlalu penting. Sebab seringkali dijadikan kelemahan oleh anak buah yang tidak tahu diri.

Sebuah pengamatan sederhana terhadap mandor dan anak buahnya, pada proyek pengerjaan gedung kelurahan yang baru. Sebut saja namanya Pak Juri. 

Pada tahap tertentu, ia sudah merekrut 30 orang karyawan dengan spesifik keahlian tukang dan helper. Mereka mengerjakan dalam kurun waktu empat bulan saja, sesuai deadline yang diberikan.

Adalah Koh Henri, orang kepercayaan sekaligus teknisi yang memasok ketersediaan bahan di lapangan. Sifatnya yang doyan mengirit anggaran, konon justru memasukkan uang ke kantong sendiri. Nah lo!

Belasan pekerja pun hanya bisa duduk menganggur. Ini jelas merugikan perhitungan gaji sang mandor. Meski sudah didorong untuk melapor ke "atas", Pak Juri masih saja memakai jurus sabar dan menahan diri. 

Dan memang benar, masalah ini tidak sampai berkepanjangan.

Tetapi, muncul "penyakit" lain sebagai dinamika bekerja.

Pak Udin, satu dari sedikit pekerja yang diandalkan karena kualitas kerjanya memang jempol, belakangan selalu datang satu jam lebih lambat dari pukul delapan. Setengah menyindir, para buruh bangunan biasa menyambut kedatangannya dengan membungkuk sambil berkata, "pagi, Pak Udin..." 

Yang disapa hanya mesem-mesem. Tapi terus saja berulang sampai proyek kelar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline