Enaknya menjadi lebih "tua" dari sahabat atau adik kita, sewaktu-waktu ia datang dan minta saran sesuai penguasaan dan pengalaman pribadi. Meski saya bukan ahlinya, mungkin baginya terasa lebih nyaman demikian.
Dengan semangat ingin membantu memberikan jalan keluar, saya pun dengan senang hati menuliskannya di sini. Mana tahu ada Pembaca dengan posisi serupa?
Jadi, sahabat yang jauh di mata ini, menghubungi via inbox, sebab seringkali terpancing dan terbawa emosi saat mengasuh puteranya yang saat ini belum genap dua tahun.
"Mbak, tolong berikan tips karena saya sulit mengontrol emosi..." demikian antara lain isi pesannya.
Tanpa mengulur waktu, cepat saya jawab seperti berikut:
1. Pahami ia (anak) sadar tak punya saudara/saingan. Maka ia berusaha memiliki ibunya 100%.
Memiliki, bisa dalam bentuk tak mau ibunya dipeluk ayahnya, atau tak rela saat melihat baju ibunya digunakan orang lain. Padahal bisa saja motif yang sama dari "sononya". He.
Tak jarang, balita juga enggan digendong anggota keluarga yang lain, hanya mau oleh ibunya sendiri.
Maka maklumi saja, bila balita kita menjadi sangat bergantung dan menuntut.