Personal branding atau merek pribadi adalah persepsi atau kesan yang diakui secara luas atau publik tentang seseorang berdasarkan keahlian, kompetensi, pencapaiannya dalam komunitas, industri, atau pasar pada umumnya
Menemukan spesialisasi diri
Personal branding, sebenarnya istilah dalam dunia marketing. Saya sendiri tak punya bisnis apa-apa, kecuali cita-cita lama yang belakangan baru dapat ditekuni kembali. Menulis, itulah impian saya dua puluh satu tahun yang lalu.
Setelah enam tahun vakum dari media sosial Facebook, akhirnya saya mengaktifkan kembali ruang ini untuk menyebarkan link tulisan dalam blog pribadi. Justru, saya bertemu sahabat yang seorang Kompasianer.
Begitu besar peran media sosial sebagai alat mengenalkan diri. Sesuai ketentuan validasi Kompasiana, akhirnya saya membuat dan memiliki akun Twitter dan Instagram.
Sahabat saya di dunia maya bertambah. Seiring dengan hal ini, saya pun semakin aktif menulis baik itu kanal fiksi maupun opini.
Kira-kira, mereka memperoleh citra diri saya sebagai siapa, ya?
Secara tidak sengaja, jika memperhatikan isi postingan di akun media sosial, saya menemukan spesialisasi dari apa yang saya minati.
Selain menulis, saya juga tertarik pada bidang fotografi. Semasa sekolah dulu, saya kerap memperhatikan detil foto di majalah, bahkan mengumpulkannya dalam bentuk kliping.
Ada kenikmatan tersendiri saat menyelami setiap detil gambar, meski di tahun 90-an ilmu fotografi masih menjadi sesuatu yang eksklusif. Terbatas pada kalangan profesional saja. Kamera dan segala peralatannya merupakan barang langka dan mahal.
Tapi dewasa ini, fotografi menjadi bidang ilmu yang mudah dipelajari. Begitu banyak grup foto yang bisa diikuti, serta kelas yang berlangsung secara online. Informasi dan panduan pun bisa di-browsing sambil duduk manis di rumah.