Menyajikan menu sahur serta berbuka, tidak boleh itu-itu saja. Keluarga bisa bosan dan tidak semangat menjalani ibadah. Seorang ibu selaku juru masak, kudu pintar-pintar mensiasati keadaan.
Apalagi anak-anak, sekalipun saat ditanya, "ingin dimasakin apa Nak?" Jawabnya, "apa aja, terserah Ibu..." Nyatanya, mereka tidak akan memakan apa yang tidak mereka sukai.
Seingat saya, anak-anak menyukai jeli, kolak pisang, gorengan dan kripik. Untuk buah-buahan mereka suka pisang ambon, nenas, jeruk dan salak. Untuk sayuran, mereka suka sop sayuran dan tumis sawi.
Untuk lauknya, anak-anak suka ayam bakar atau goreng, sementara saya ikan pepes. Hmm, menu-menu inilah yang mengisi ramadhan kami sekeluarga.
Kripik singkong dan creeps kemasan (dokpri)
Orang kita, umumnya suka ngemil sambil nonton tv atau membaca. Penjual kripik juga mudah ditemukan di pinggir-pinggir jalan dengan gerobaknya. Harganya murah meriah. Biasanya saya membeli dua rasa: original dan rasa Balado masing-masing lima ribu rupiah.
Saat ramadhan, kripik singkong dinikmati sesudah sholat tarawih sembari menyaksikan serial Sopo Jarwo. Sedangkan Lumpia goreng isi wortel, dipilih sebagai menu berbuka puasa bersama teh hangat.
Biskuit isian selei plus milo hangat (dokpri)
Sop sayuran dengan ceker plus empal udang (dokpri)
Tumis Sawi dan udang (dokpri)