Lihat ke Halaman Asli

Ika Ayra

TERVERIFIKASI

Penulis cerpen

Ketika Cita-cita Kedua Orangtua Kandas, Tahukah Maknanya?

Diperbarui: 15 April 2021   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelompok pengamen menghibur pengunjung (dokpri)

Pengamen, sudah menjadi wacana sejak lama. Sudah menjadi simbol kehidupan masyarakat pinggiran yang terabaikan. Dan sudah menjadi terlalu biasa bagi masyarakat yang melihatnya di kota-kota besar.

Sudah lama saya memikirkan hal ini. Sejak kali pertama melihat pengamen berusia dewasa, menjual suaranya di bis antar kota Samarinda-Balikpapan.

Semestinya, mereka bisa memilih pekerjaan yang lebih pantas. Bukan sekedar iseng membunuh waktu.

Mari kita melihat ke belakang.

Sejatinya, pernikahan antara seorang laki-laki dan perempuan bertujuan mendekatkan diri kepada Allah swt, dan mengikut sunah Nabi saw dengan atau tanpa didasari perasaan cinta.

Anak-anak yang terlahir dari pernikahan keduanya, disadari merupakan karunia sekaligus titipan sang Mahapencipta. 

Apalagi kehadiran anak laki-laki yang sangat diharapkan dan dianggap  dapat mengangkat derajat keluarga.

Sudah benarkah pola berpikir seperti tersebut?

Mempunyai anak-anak, mungkin terdengar mudah. Lebih banyak pasangan menikah yang segera mendaparkan momongan, ketimbang yang masih menunggu. Tetapi memberikan kehidupan dan masa depan yang baik untuk mereka, bukanlah pekerjaan semalam atau sim salabim!

Beratnya beban orang tua untuk mempertahankan hidup anak-anaknya, dewasa ini makin digerus peraturan dan larangan berkaitan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Padahal, tanpa itu semua, kehidupan sudah menyesakkan nafas dan melemahkan denyut nadi mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline