Di suatu hari minggu yang dingin, kami duduk-duduk berkumpul sambil ngeteh dan maem cemilan. Saya, suami dan ketiga putri kami.
Langit bersaput awan mendung. Sepertinya masih akan melanjutkan hujan semalam.
Hari libur kerja Abah (bapak) ini, walaupun hanya sehari, selalu kami nantikan. Kami bisa bercanda-canda, karena Abah suka bergurau.
Rupaanya Abah memilih memutar musik dari speaker kecil, untuk menghangatkan suasana. Lantunan lagu melayu berjudul Aku Insan biasa, yang disadur versi remix, memancing untuk berjoget. Tapi saya cukup manggut-manggut menikmati.
Abah sendiri, asyik dengan jarum jahit dan benang. Rupanya Abah menjahit celana yang sedikit sobek. Memang beliau terbiasa menjahit pakaian atau tasnya sendiri. Bahkan punya anak-anak juga. Beruntung saya agak dimanja dalam hal ini. Ehehee...
Secara spontan, kemudian sulung saya bertanya, "bagaimana benang ini dibuat?"
Nah!
Adalah kebiasaan seorang ibu, ketika anak-anaknya masih tahap eksplor dan ingin tau banyak hal, menjawab berbagai pertanyaan yang terkadang belum waktunya untuk diketahui. Atau pertanyaan yang sulit untuk dijawab.
Misalnya ketika usia lima tahun, si sulung bertanya, kenapa kapal tidak tenggelam yaa, Bu? Atau, Allah itu menciptakan buah mangga, dari apa? Kok rasanya manis? Dan seterusnya.
Sekarang, sulung saya sudah memasuki ambang remaja. Banyak hal yang ingin diketahuinya, diulik sendiri dari media yang ada. Kemudian barulah diperbincangkan dengan saya.