Dalam mengiklankan dan memasarkan produk maupun jasa, setiap pembisnis pun harus memiliki etika. Banyaknya pembisnis yang berlomba-lomba menampilkan iklan yang menarik dan kreatif ini seringkali melanggar kode etik periklanan. Tentu hal ini menjadi salah satu tantangan bagi pengusaha dalam menjaga hubungan yang baik dengan konsumen dan membangun loyalitas terhadap produk atau jasa mereka. Di tengah pasar yang kompetitif, masyarakat memiliki tuntutan yang tinggi pada perusahaan untuk bertanggung jawab dan berperilaku etis.
Menurut EPI (Etika Pariwara Indonesia) Etika Periklanan adalah ketentuan-ketentuan normatif yang menyangkut profesi dan usaha periklanan yang telah disepakati untuk dihormati, ditaati, dan ditegakkan oleh semua asosiasi dan lembaga pengembangannya. Etika periklanan memiliki peranan penting dalam hubungan antara iklan dan audiens. Ketika berkomunikasi melalui iklan, pengiklan bertanggung jawab untuk mempertimbangkan dan menghormati kebutuhan, hak, dan kepentingan audiens mereka. Ada beberapa alasan mengapa etika periklanan sangat penting terhadap audiens :
1. Kepercayaan dan integritas
Etika periklanan yang baik membangun kepercayaan antara pengiklan dan audiens. Jika iklan tidak jujur, manipulatif, atau mengecewakan, hal itu dapat merusak hubungan dengan audiens dan merusak reputasi merek atau produk yang diiklankan. Etika periklanan yang terjaga membantu membangun integritas dan memperkuat hubungan positif dengan audiens.
2. Penghormatan terhadap kebutuhan dan hak audiens
Etika periklanan mengharuskan pengiklan untuk mempertimbangkan kebutuhan dan hak audiens mereka. Ini berarti menyajikan informasi yang jujur dan akurat tentang produk atau jasa yang ditawarkan, serta memastikan bahwa iklan tidak menyesatkan atau menipu audiens. Etika periklanan juga melibatkan penghormatan terhadap privasi dan keamanan data audiens, serta menghindari penggunaan taktik manipulatif atau memanfaatkan kerentanan mereka.
3. Penghindaran diskriminasi dan stereotip
Etika periklanan melibatkan penghindaran diskriminasi dan stereotip dalam iklan. Iklan yang mempromosikan stereotip negatif atau mencerminkan prasangka dapat merugikan audiens yang menjadi sasaran. Etika periklanan yang baik mendorong inklusi, representasi yang adil, dan menghormati keragaman dalam representasi dan pesan yang disampaikan melalui iklan.
4. Keseimbangan antara kepentingan bisnis dan kepentingan audiens
Etika periklanan mencakup pemahaman bahwa iklan adalah alat komunikasi yang berfungsi untuk mempromosikan produk atau jasa, tetapi juga harus mempertimbangkan kepentingan dan kesejahteraan audiens. Iklan yang hanya mengutamakan keuntungan bisnis tanpa memperhatikan kepentingan audiens dapat merugikan hubungan jangka panjang dan citra merek.
5. Keterlibatan positif dan tanggung jawab sosial