Lihat ke Halaman Asli

Dari Tanah Rantau : Ini Anakmu

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin tulisan ini hanyalah perasaan beberapa orang semata, yaaaaa.... termasuk aku tentunya. Berat memang berada di tanah rantau, kadang suka kadang duka, aku hanya berusaha sebaik mungkin menajalaninya, sebaik mungkin aku bertindak benar agar aku tak menyia nyiakan semua karunia yang telah diberi kepadaku. Karunia? Maksudnya? Yaa bagiku berada di tempat ini adalah karunia dari Tuhan, bagiku aku menjalani beberapa tahun ditempat ini sudah direncakan oleh Tuhan. Aku yakin dan sangat percaya bahwa semua yang terjadi pada diriku bukanlah kebetulan semata, tpi itu sudah direncakan dengan sangat indah oleh Tuhan.

Terkadang mungkin kita berpikir berada di tanah rantau adalah suatu kebanggan dan keberhasilan karena satu dan lain hal, tapi tak bisa dipungkiri berada di tanah rantau juga memiliki kisah tersendiri yang mungkin menimbulkan rasa haru dan sedih di pikiran dan hati kita.

Anak rantau, begitulah aku menyebut diriku saat ini, kurang lebih sekitar 4 sampai 5 tahun mungkin akan kuhabiskan waktuku di “kandang” orang. Inilah pilihan yang kuambil, dan memang ini sudah aku pertimbangkan dengan sangat matang. Kurun waktu 4-5 tahun untuk beberapa orang tidaklah seberapa, tapi buatku, selama rentang waktu tersebut aku benar-benar merasakan perjuangan untuk meraih apa yang aku impikan selama ini. Suka dan duka telah aku lewati dan aku sangat berharap semua itu bisa terekam manis di memoriku hingga kelak suatu saat aku benar-benar bisa bangga bahwa aku telah berjuang, aku telah berusaha sekuat yang aku mampu dan yang terpenting aku selalu bangga apapun yang terjadi orang yang mengasihiku tak pernah berhenti mendorongku untuk terus maju.

Singkat cerita inilah aku, seorang bocah yang sangat jauh dari kata sempurna, aku mungkin tidak cerdas seperti kebanyakan orang yang menimba ilmu di tempatku saat ini. Aku mungkin termasuk orang dengan budaya dan kultur yang sangat berbeda dengan mayoritas orang di sekitarku saat ini dan aku mungkin tidak punya banyak kelebihan dalam diriku. Tapi, satu yang aku percaya, setiap orang sudah dianugerahi talenta masing-masing dan banyak sedikitnya talenta yang Tuhan berikan kepada kita hendaklah kita harus bersyukur dan mengembangkan apa yang kita punya.

Setiap kerja keras yang aku tempuh di tempat ini, setiap keringat dan pengorbanan yang aku lakukan, semuanya hanya demi kalian, yaa kalian orang tua yang sangat aku sayangi. Tak peduli sekeras apa batu yang harus aku loncati, tak peduli sekejam apa dunia yang aku arungi, aku sangat percaya doa kalian adalah pijakan kuat bagi langkahku untuk melewati semua ini. Suatu saat aku percaya semua ini tidak akan sia-sia, aku juga percaya apapun yang telah menungguku di masa depan kalian pasti akan tetap bangga kepadaku.

LOVE U MOM AND DAD.

DARI TANAH RANTAU

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline