Lihat ke Halaman Asli

Pulang pada Kesendirian

Diperbarui: 22 November 2018   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Lambat laun aku mulai mengerti, bahwa aku bukanlah kehilangan yang kau takutkan saban waktu. Tapi kenapa kau menahanku jauh lebih lama lagi untuk tetap tinggal jika pada akhirnya kenyataannya bukan aku esensi dari penantian itu.

Omong kosong. Kau bilang kau akan mendampingi hingga titik akhir yang kau punya. Tapi bukti berpaling dari segala kata. Cintaku hanya sebatas payung tempatmu berteduh menenangkan gemuruh kemudian enyah mencipta hujan yang luruh dari mataku.

Aku harus pulang pada kesendirian, dimana sunyi akan mencabik seluruh harapanku. Sementara dalam pristiwa sekutu bersamanya, bisa saja dengan lirih kau tertawa mengejek sesak yang meletup didadaku.

Aku memilih menyerah untuk tidak hidup denganmu, sebab aku tahu hal yang paling tidak aku sanggupi adalah kau bohongi.

Surabaya, 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline