Lihat ke Halaman Asli

Kebodohan di Perbatasan

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_144225" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Aku kadang kepikiran sama sahabatku yang tengah bertugas di wilayah perbatasan Timor Leste sana. Dia tuh setiap harinya harus menahan diri untuk tidak naik pitam menghadapi masyarakat yang kurang pendidikan tapi keras kepala dan sok tahu. Ehm...suatu kombinasi yang tidak asik kan? Maka yang temanku harus lakukan adalah belajar memahami dan menebalkan kesabaran. Dia seorang intel yang bertugas di kantor Imigrasi di perbatasan NTT - Timor Leste, tepatnya antara Kota Mota'ain dan Bobonaro. Sebut saja Hasby (red. nama sebenarnya), wualaah...tidak apa-apalah, intel Asia itu kan sosoknya tidak misterius, jadi kurasa tidak masalah disebut namanya. Kalaupun masalah, tetap kusebut kok...:P Waktu aku dan kru datang ke kantor imigrasi di perbatasan itu tahun 2008 lalu, aku heran kenapa ini teman begitu girangnya menyambut kami. "Kalian dari Jakarta ya?" tanyanya. "Iya." "Yeeesss," kata dia penuh haru-biru seraya dirangkulnya kami semua. Dia langsung tarik lengan kami di bawa ke ruang kerjanya. Tanpa ba...bi...bu dan basa-basi dia langsung nyerocos curhat sambil menepuki jidadnya. Kuperhatikan dari ekspresi menggebu-gebu yang tiada tara, sepertinya itu curhat-an selama setahun yang tersumbat di hati dan kepalanya dan belum bisa diceritakan ke siapapun. Hasby, seorang petugas dari Jakarta yang dikirim ke perbatasan dan harus bergumul dengan orang-orang setempat, yang wilayahnya masih berkategori tertinggal. "Wah...kalian beruntung banget ya, kerjaannya jalan-jalan dan ketemunya dengan orang-orang pintar," celetuknya. "Hua ha ha...kasihan deh kamu...," sahut temanku meledek. "Ehm...kamu tahan bertugas di sini sebulan aja, hebat!" kata Hasby menantang. Kata dia, efek samping bertugas di perbatasan bisa kena gejala marah-marah, lalu darah tinggi, bisa berakhir stroke dan mati lebih dini. Kedengarannya berlebihan sih, tapi cobalah simak penggalan-penggalan ceritanya: Saat warga Timur Leste_ yang dulu juga bangsa kita_ menyeberang ke NTT melalui pintu Imigrasi di Mota'ain, hampir tiap hari terjadi perdebatan. Picu pasalnya, banyak hal. Kadang masalah stempel di buku paspor saja bikin gontok-gontokan dengan petugas. Petugas memberi cap stempel di tempat yang kosong, sementara para penyeberang ini minta cap stempel yang baru harus ditimpakan di bekas cap yang sebelumnya. Maksudnya, cap stempel itu ditumpuk berhimpit-himpitan di lembar dan tempat yang sama. Penting gitu ya? Hua ha ha...:P Belum lagi cara mereka membayar visa yang semena-mena. Umumnya warga yang baru merdeka ini tidak memiliki uang, jadi mereka membayar administrasi di kantor imigrasi dengan harta-benda yang dibawanya. Kadang dengan kelapa, pisang atau ayam dan barang-barang lain yang mungkin tak terbayang oleh anda. Untunglah petugas imigrasi berbaik hati menerima barang-barang itu semua. Sebenarnya para petugas ingin memaklumi akan hal itu, asal jangan juga mereka bertingkah dan ngotot, kan orang jadi enggan untuk merasa iba. Walhasil, si Hasby ini jadi tidak krasan tinggal di mess imigrasi karena kamarnya penuh dengan hasil kebun dan ternak dari para penyeberang perbatasan tadi. "Wuih...di mess gue ada ayam 40 ekor, ada kelapa, pisang dan hasil kebun lain," ia mengisahkan. "Hwua ha ha...," kami tergelak. "Ehm...belum seberapa tuh, temanku ngeringin celana dalam di atas tv." Begitulah Hasby malam itu tak habis-habisnya menyeritakan perilaku lucu orang-orang yang belum berperadaban baik. Dan ternyata ia tinggal di hotel yang sama tempat kami menginap di Kota Atambua. Di hotel itu ia menyewa bulanan karena tidak tahan tinggal di mess. Ya ampuuun...smoga kamu diberi ketabahan ya sobat :P ***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline