Lihat ke Halaman Asli

Ayom Budiprabowo

Bersyukur dan berpikir positif

Komitmen Penyuluh Pertanian Purnabakti dalam Menerapkan Pertanian Organik di Cigunung

Diperbarui: 20 Oktober 2020   10:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar. Kebun usaha tani yang dikelola Pak Risyanto dan kebun bibit KWT Walidah Cigunung | dokpri

Penyuluh pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam memajukan usaha pertanian. Keberadaannya menjadi "ujung tombak" di lapangan, sekaligus sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan pertanian.

Melalui penyuluhan pertanian sebagai proses pembelajaran bagi petani, maka pelaku utama sekaligus pelaku usaha (yaitu petani) menjadi mau dan mampu menolong dirinya sendiri untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya.

Penyuluhan dilakukan secara berkelanjutan sesuai dengan rencana kerja hasil kesepakatan bersama antara penyuluh dengan petani, baik mengenai waktu, tempat, materi dan metodanya. Rencana kerja ini merupakan "turunan" dari programa penyuluhan pertanian yang disusun secara partisipatif. Juga adaptif terhadap perkembangan teknologi, kebutuhan petani dan permasalahannya.

Sumber belajar penyuluhan sebagaimana pendidikan orang dewasa adalah pengalaman petani, sedangkan materi pembelajarannya berasal dari kebutuhan petani untuk mencapai tahapan perbaikan tertentu. Makanya tidak hanya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani. Tetapi juga menjadi sarana untuk terjalinnya kemitraan dengan pelaku usaha lain yang produktif  dan menguntungkan.

Penyuluh pertanian dengan dedikasi yang tinggi akan terus melakukan penyuluhan sesuai aktifitas petani, walaupun kadangkala mengorbankan waktu liburannya. Namun demikian penyuluh profesional senantiasa bersyukur bisa membantu dan mendampingi petani sebagai upaya menghantarkan petani menuju kehidupan yang lebih baik.

Lalu bagaimana dengan penyuluh pertanian yang masa tugasnya berakhir atau penyuluh purnabakti. Ternyata tetap produktif  dalam mengisi waktunya sebagai bentuk pengabdian. Masa purnabakti bukan akhir dari pengabdian, melainkan tetap mengabdi walaupun diluar kedinasan. Di antaranya dengan melakukan usaha pertanian organik. Hal ini dilandasi kemauan dan ketersediaan sarana-prasarana. Namun yang utama adalah kecintaanya pada sektor pertanian. 

Adalah Bapak Risyanto Sudaryanto, A.Md (65 thn), beliau mempunyai pengalaman kerja selama 39 tahun 11 bulan sebagai penyuluh pertanian di Kabupaten Sukabumi, terhitung sejak diangkat menjadi penyuluh pertanian (1977)  hingga memasuki purnabakti (2015).

Kini keseharian Pak Risyanto adalah mengelola lahan seluas 2.000 m2 yang sudah berlangsung selama 5 tahun untuk usaha tani sebagai rintisan menuju pertanian organik. Disamping kegiatan lain, seperti  membimbing KWT (Kelompok Wanita Tani) Walidah Cigunung Kabupaten Sukabumi dan kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.

Walaupun sekarang belum menerapkan pertanian organik secara penuh tapi usaha taninya sudah mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis, seperti pupuk anorganik dan pestisida. Selain itu batas lahan ditanami pagar hidup yang rapat. Semua perlakuan tersebut untuk perbaikan ekosistem tanah dan pelindungan dari pengaruh negatif lingkungan sekitar. Barangkali upaya ini bisa menjadi model pengelolaan usaha pertanian yang ramah lingkungan.

Menurut Pak Risyanto, untuk meningkatkan kesuburan tanah digunakan pupuk organik hasil fermentasi pembusukan dedaunan atau kotoran hewan ternak dengan menggunakan EM4 (Effective Microorganism 4) agar hasil panennya tinggi.

Mikroorganisme yang terdapat dalam EM4 menguntungkan dan bermanfaat bagi kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Juga dapat menekan populasi hama dan penyakit tanaman serta menekan pertumbuhan mikroorganisme pathogen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline