Lihat ke Halaman Asli

Atap Jalan

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignleft" width="240" caption="Teduhnya pohon"][/caption] Sebuah kebijakan, nilai, peluang diajarkan Nokia, melalui kompetisi ini. Nokia telah memberi pengertian yang baik, filosofinya "pengertian yang baik akan membawa pada perilaku yang baik", namun apabila ada acuh tak acuh tak lain adalah karena pengertian yang salah tapi, itulah tugas kita yang paham untuk meneruskan amanah Nokia,yaitu " menyadarkanya, dengan 'Aksi Peduli Linkungan' ". Sebagai Generasi muda, otomatis bertanggung jawab terhadap perkembangan zaman sekarang. Generasi muda dipasrahi sebuah identitas diri yang terbangun oleh citra diri yang memiliki insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan mandiri. Karena itu gener

asi muda itu memiliki pantulan tanggung jawab, keagamaan, intelektual, sosial masyarakat dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa negara. Peduli lingkungan termasuk analisa dari sintesa kewajiban sebagai manusia, yaitu beribadah. Dengan peduli lingkungan yakni bekerja yang menghasilkan keindahan alam, maka kemslahatan umat di bumi diselamatkan, dan pada akhirnya anak cucu kita agar tahu bumi itu indah. Memang tidak mudah memperbaiki alam di sekitar kita seperti dulu, memerlukan mental yang progresif (terus-menerus) apalagi melihat fenomena di lingkungan modern, di jalan kota, terjadi pembetonan yang berlebihan mengakibatkan tanah tempat tumbuhan tertutup. [caption id="" align="aligncenter" width="240" caption="Lubang yang lenggang dari pohon"]

[/caption]

Serta, di jalan, pohon kayu yang mendampinginya, yang berperan sebagai penyedot tidak bekerja efektif dengan tumbuh tidak subur dan perkembanganya terhambat sejak dini, padahal pohon-pohon dituntut tugas yang besar yakni menyedot gas hasil pembakaran bahan bakar dari kendaraan bermesin, yang mana tidak akan berhenti lalu lalang ratusan juta tahun ke depan , (karena gas yang dijadiakan bahan bakar di bumi untuk kebutuhan seluruh dunia memang tidak akan habis sampai jangka 500 tahun juta tahun). Lalu jika mesin penyedot ini tidak bekerja dengan baik maka akibatnya kata Khoiri, "ketahuilah, dengarkanlah, muka Bumi ini akan hitam". Dari ide membuat atap jalan dari pohon telah terbuat karya tulis yang berjudul "Pohon untuk Atap Jalan" (walau belum selesai), yang berisi tentang pentingnya pohon di tepi jalan, berisi pula tentang pengolahan sampah organik dan non organik, yang mana dipaparkan hasil dari pengolahan sampah organik berupa pupuk cair organik ini nantinya untuk pupuk bagi pohon yang ditanam di pinggir jalan agar tumbuh sehat, sehingga dapat tumbuh sebagai pohon dewasa yang sehat dapat melindungi jalan dengan aman dan mengamankan jalan dalam mengatasi polutan yang di era sekarang memang sangat banyak. Walau karya tulis belum jadi, pengolahan sampah dilakukan, dimulai dari pondok pesantren tempat mondok-ku yang mana yang sebelumnya tidak ada pemilahan antara sampah organik dan non organik, yang menyebabkan tidak terorganisirnya sampah yang menjadikan pemberdayaan sampah sulit dilakukan, dengan dimulai dari lingkungan pondok maka pondok dapat terbantu mengatasi sampah yang dulu menjadi musuh kini sahabat, dan yang terpenting sampah dapat terorganisir, sehingga pembuatan pupuk kompos cair untuk pohon pun dapat berjalan dengan lancar.

[caption id="" align="alignright" width="240" caption="Menanam bibit"]

[/caption] [caption id="" align="alignleft" width="240" caption="Membawa bibit"]

[/caption] Penanaman pohon di tepi jalan Kertosono pun dilaksanakan, ditanam untuk atap jalan, pohon Trembesi (pohon tadah hujan) menjadi pilihan, pohon yang memiliki keunggulan dapat bertumbuh dengan cepat, dan sangup menyejukan jalanan yang panas saat di siang hari, dengan rindangnya daun dan kulit pohonya dapat menyedot debu dari asap yang dihasilkan kendaraan bermotor, hasil yang maksimal tentu dengan cara ditanam dengan baik.

Permulaan ini dikhususkan di Kertosono tepatnya di jalan pantura Desa Nglawak yang mana pohon disepanjang menuju ke kota Kertosono memang tidak terjaga (pohon banyak yang hancur) padahal kita tahu "Tanaman Tepi Jalan Dilindungi Undang-Undang" dan banyak ruang pinggir jalan yang kosong di pinggir jalan yang belum tertanami, memang juga di tempat tersebut lebih memprihatinkan daripada sepanjang jalan Ds. Nglawak ke barat sampai ke kota Nganjuk yang notabenya pohon-pohon ditanam dengan baik walau ada yang tidak seimbang antara batangya yang besar namun daunya sedikit karena pemangkasan liar. Jadi munculah gerakan pengingatan dari UULH NO. 23 TH. 1997. Sehingga tidak hanya menanam saja tapi ada penanaman sebuah papan peringatan di dekat pohon dan untuk menjaga pohon.

[caption id="" align="alignleft" width="240" caption="Kecerian yang diberikan pohon"]

[/caption] Berkat Nokia telah ada bidan yang melahirkan lingkungan yang bersahabat dengan aksi yang di anjurkan olehnya serta kontribusi semua peserta yang telah ikut menyembuhkan Bumi Ini melaui artikelnya sampai aksi kepada linkungan. Terima kasih atas perhatianya terhadap lingkungan khususnya nokia, dan pada umumnya pada peserta dan para pembaca yang tergerak keinginanya ke pergerakan "Go Green", "Go Green Nokia Ambassador", khususnya gerakan go geren dengan pemulian pohon di tepi jalan dan pemulian sampah untuk pohon. Ke depanya nanti pasti lebih baik, dengan pemberdayaan bibit pohon dan pengolahan sampah yang dari lingkungan pondok, menjadi program PNPM untuk kampung Nglawak, untuk sampai ke target tersebut untuk keberhasilanya perlu cara, syarat:
  • Kegiatan ini di organisir oleh pemimpin masyarakat setempat (ketua RT/RW) dibantu sebuah tim pelaksan (Komite Lingkungan)
  • Ada keteladanan dari para pemimpin masyarakat, tokoh masyarakat, pemuka agama yang menjadi panutan masyarakat setempat.
  • Dibangun komitmen di antara seluruh warga, lingkungan bagaimana yang ingin dicapai
  • Ada pendampingan agar kegiatan berkelanjutan, kader/motivator yang mendampingi harus sudah berpengalaman.
  • Pengolahan sampah dipilih yang tidak menimbulkan bau ialah proses fermentasi (untuk menyerap air dan menambah unsur karbon, ditambahkan serbuk gergaji).

Dengan "Tekad", "Selama Kita Yakin dan Percaya Apapun Bisa Tercapai", tercapai bumi yang hijau bukan bumi yang bermuka hitam. "Stop Global Warming, Know!" ini tidak bisa ditawar lagi, keadaan yang semakin memperburuk pada Bumi akan terjadi, bilamana ini tidak diperhatikan, dengan hanya bicara sendiri dan acuh atak acuh. Ide ini mungkin dianggap gila, dan ditertawakan tapi, tidak perlu khawatir Einstein menemukan penemuan yang brilian awalnya memang ditertawakan dan dianggap gila. Blogspot: Atap Jalan = http://ayogogreen.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline