Saya memiliki delapan saudara dan sudah menikah semua kecuali adik terakhir, saya sangat akrab dengan keponakan-keponakan saya, di mana jikalau di rumah, Mokteh adalah nama panggilan saya.
Di zaman yang serba modern seperti ini, rasanya aneh sekali jika saya harus menuliskan surat untuk mereka. Entah apa yang akan saya bahas dan saya sampaikan ketika kata-kata terpatri menjadi kalimat dari sebuah pena dan selembar kertas.
Mungkin saya akan menuliskan beberapa kalimat pembuka dengan berbagi puisi tentang rumah atau kerinduan. Entahlah, saya hanya tidak percaya diri untuk bertanya kabar, rasanya sungguh aneh dan terlihat canggung.
Saya akan berasumsi bahwa mereka semua baik dan dalam keadaan yang luar biasa. Saya hanya akan menuliskan;
Kepada anak-anak Mokteh tersayang, sungguh cinta dan kasih sayang adalah suatu uluran cerita yang tak diucapkan hanya karena kita bertatap muka dan bersaliman tangan.
Banyak suka dan cita yang tertuang pada hari lebaran, namun beberapa uang saku yang Mokteh selipkan di dalam angpau merah mungkin cukup menggantikan sebuah kehadiran.
Ya benar! Di zaman sekarang, anak-anak lebih mencintai tante yang suka memberikan uang daripada nasehat-nasehat yang selalu bisa mereka dapatkan setiap hari.
Maka pastikan untuk menulis surat dengan tujuan yang benar ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H