Lihat ke Halaman Asli

Satu Jam Saja Menguak Rahasia Tersembunyi Sumenep

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah ‘sok’ ribetnya mengurus syarat kelulusan yang melelahkan saya ingin sekali sejenak untuk berlibur agar tidak jenuh. Namun waktu yang sempit tidak memungkinkan saya untuk bepergian jauh beberapa waktu ke depan. Jangankan bepergian, membaca pun terkadang sampai tertinggal karena hampir sepanjang hari saya harus lari dar dosen satu ke dosen lainnya, dari gedung kampus satu ke gedung lainnya, bahkan dari kampus satu ke kampus lainnya. Setelah sore, rasa lelah pun dengan manja menghampiri dan membujuk saya untuk segera beristirahat.

Setelah hampir sepekan mondar-mandir, akhirnya saya bisa sejenak duduk dan beristirahat saat menghadiri sidang skripsi salah seorang sahabat. Lebih kurang satu jam saya duduk di depan ruang sidang sembari menunggu teman saya yang sedang mempresentasikan tugas akhirnya. Seperti biasannya, saya yang tidak suka hanya duduk diam dan menganggur pun mengambil sebuah buku berjudul Sumenep Menyimpan Segudang Cerita. Buku itu saya beli dari penulisnya langsung yang tidak lain adalah salah seorang kawan seperjuangan di Forum Lingkar Pena Surabaya sekaligus Duta Wisata kota Sumenep.

Sebenarnya sudah sangat lama saya pesan buku ini, tapi baru saya dapat dua pekan lalu, dan baru dapat saya baca di sela-sela waktu menunggu seperti ini. Awalnya saya pikir hanya akan dapat membaca beberapa halaman saja, namun prediksi saya salah. Meski bergenre sejarah, tidak membuat buku ini membosankan karena bahasa yang enteng dan komunikatif (persis saat pnulisnya bertutur secara langsung) mebuat saya terus membaca hingga halaman terakhir.Terlebih gaya penuturannya pun tidak seperti buku sejarah kebanyakan yang semenit membaca sudah membuat mengantuk. Buku Sumenep Menyimpan Segudang Cerita cocok sekali untuk remaja dan remajawati dan seluruh kalangan.

Selain itu, buku ini sungguh informatif. Saya bisa mendapat banyak informasi baru yang tidak banyak orang tahu. Salah satu kisah yang baru saya ketahui adalah kisah tentang Pangeran Diponegoro yang rupannya pernah tinggal dan dimakamkan di Sumenep. Sampai sekarang pun makamnya masih ada di belakang Asta Tinggi. Tidak hanya itu, rupa-rupannya Sumenep juga memiliki mitos sendiri yang memiliki tujuan untuk membuat takut anak-anak agar tidak bermain sembarangan. Namun mitosnya bukan tentang Genderuwo atau Wewe Gombel, melainkan Pegalan, orang misterius yang suka memenggal kepala orang. Bagaimana kisahnya? Cari tahu saja di Sumenep Menyimpan Segudang Cerita karya Noevil Delta, Reng Ngodeh Madura.

Jika dikatakan buku ini bersifat menghibur, itu salah besar. Buku ini justeru membuat saya semakin dilema. setelah membaca saya malah semakin ingin datang langsung ke Sumenep. Namun aktifitas saya masih tidak memungkinkan untuk saya bepergian jauh. Ya semoga saja saya bisa dapat cepat lulus dan dapat meluangkan waktu untuk datang ke Sumenep.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline