Lihat ke Halaman Asli

Dongeng Warisan Atlantis

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah keluarga besar yang terdiri dari Uyut, Kakek, Nenek, Bapak, Ibu, Cucu dan Cicit yang total berjumlah 230 Orang, mereka hidup dengan kekayaan luar biasa. pada area seluas 1900 km2, mereka hidup di kelilingi air, masing-masing anggota keluarga memiliki pulau-pulau kecil. di bawah ,tanah yang mereka pijak, ada emas hitam, emas kuning, emas putih, uranium, batu bara, nikel, dan banyak sekali mineral-mineral berharga lainnya. di sekeliling mereka ada pohon Ulin dan meranti yang saling pamer ke-gagahan, belum lagi anggrek hitam yang dapat ditemukan dimana saja, satwa-satwa cantik, elok, dan lucu setipa pagi dan sore menjadi nyanyian yang membuat mata terpejam sejenak seraya bergumam “oh!!indahnya”. dari air yang mengelilingi mereka ada emas hidup tempat ikan-ikan kecil berlindung, penyu, dan beberapa lumba-lumba yang membuat setiap orang yang melihatnya tersenyum lucu. Ada banyak sekali gas kehidupan yang disimpan, dan bahkan kalau tetangga yang lain harus membayar gas itu untuk jasa pernafasan, keluarga itu akan jauh lebih kaya lagi,,jauh lebih kaya..

Warisan Atlantis kami menyebutnya, harta benda mereka memang diwariskan alam. Pagar rumah mereka tercipta saat Asia, Australia, Hindia, dan Pasifik berbenturan, membentuk sebuah harta yang tidak pernah ada di rumah yang berbentuk “K”, keindahan kamarnya, suasananya, dan beberapa satwa didalamnya yang khas dan tidak pernah ditemukan di manapun.

Suatu saat, dengan kekayaan mereka ada yang meminum air garam untuk menghilangkan haus. karena ternyata air yang mengelilingi mereka adalah laut. Mereka merampok harta mereka sendiri dengan korupsi, kolusi dan nepotisme. Mineral berharga mereka di kerukorang lain secara habis-habisan hanya untuk menghilangkan rasa haus beberapa dalam jumlah kecil orang dari 230 orang dengan minum air garam. hiangga suatu saat kekayaan itu lenyap, bernafaspun mereka harus berperang dulu memperbutkan gas.

Sesaat sebelum peristiwwa itu terjadi, rasa iri, tamak, dengki dan kawan-kawannya mengifeksi hati mereka. Marah kepada alam karena banyak bangunan yang mereka bangun dibikin retak oleh alam. marah Karena masih banyak yang miskin di keluarga yang kaya raya. dan yang paling penting mereka lupa bersyukur, sehingga Tuhan mengambil harta itu dan mengembalikannnya lagi menjadi adzab.

Semoga keluarga besar tersebut menyadari kesalahannya dan berkomitmen kuat untuk memperbaiki masa depan. Amin,,,!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline