Lihat ke Halaman Asli

ayilafitra

Mahasiswa

Menggali Nilai Filosofis Pancasila Untuk Menjawab Tantangan Masa Kini

Diperbarui: 24 Desember 2024   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : kumparan.com

Padang - Sila kedua pancasila, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab," memiliki nilai filosofis mendalam yang dapat dijadikan landasan moral dalam menghadapi tantangan kompleks di era modern. Dalam situasi global yang penuh dengan dinamika perubahan sosial, politik, dan teknologi, penerapan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin relevan. 

Sila kedua mengandung prinsip-prinsip universal seperti penghormatan terhadap hak asasi manusia, keadaan sosial, dan kesetaraan. Filosofi ini menekankan pentingnya melihat manusia sebagai makhluk yang memiliki martabat dan hak yang sama, tanpa memandang perbedaan ras, agama, atau status sosial. Nilai ini berakar pada pemahaman bahwa kemanusiaan adalah inti dari segala tindakan, dan setiap individu memiliki tanggung jawab untuk mempraktikkan keadilan dan keberadaban dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun memiliki nilai yang luhur, penerapan sila kedua Pancasila dihadapkan pada berbagai tantangan. Polarisasi sosial yang meningkat, ketimpangan ekonomi, korupsi, dan lemahnya penegakan hukum menjadi hambatan utama dalam mengimplementasikan nilai-nilai ini. Di era digital, tantangan lainnya muncul dari penyebaran hoaks, ujaran kebencian, serta kurangnya literasi digital yang dapat menggerus semangat kemanusiaan dan keberadaban dimasyarakat. 

Krisis lingkungan dan perubaha iklim juga menjadi tantangan baru yang menguji kemampuan bangsa untuk menjaga keadilan sosial, terutama dalam mengelola sumber saya alam secara berkelanjutan dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat.

Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan startegi yang komprehensif dan berkelanjutan. Pendidikan menjadi elemen utama, dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini melalui kurikulum yang relevan dan kontekstual. Literasi digital juga harus dtingkatkan untuk membentuk masyarakat yang mampu menggunakan teknologi secara bijak dan beradab. 

Ditingkat kebijakan, pemerintah harus memastikan penegakan hukum yang adil, transparan, dan konsisten untuk membangun kepercayaan masyarakat. Selain itu, penguatan dialog lintas budaya dan agama menjadi penting untuk menjaga harmoni dan toleransi dalam masyarakat yang majemuk. 

Pemerdayaan generasi muda juga harus menjadi prioritas, dengan melibatkan mereka dalam kegiatan sosial yang mendukung keadilan dan keberadaban, baik di lingkungan lokal maupun global. Melalui inisiatif ini, generasi muda dapat berkontribusi secara aktif dalam mewujudkan Pancasila sebagai kepribadian bangsa. 

Dengan menggali dan menerapkan nilai-nilai filosofis sila kedua, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi bangsa yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga bermartabat secara moral. Ditengah tantangan global, sila kedua Pancasila adalah pengingat bahwa kemajuan sejati harus berpijak pada kemanusiaan, keadilan, dan keberadan. 

Sebagai bangsa yang berakar pada nilai-nilai luhur, saatnya bagi Indonesia untuk terus menjadikan Pancasila sebagai panduan dalam membangun masa depan yang lebih baik.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline