Lihat ke Halaman Asli

Hana Ramadhani

Penyuka kopi, buku, dan petualangan.

Hafal 30 Juz, Kembar Asal Amuntai Ini Ikuti Wisuda Tahfizh

Diperbarui: 16 Mei 2019   11:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Menjadi penghafal al-Qur'an adalah impian kakak beradik berusia 19 tahun asal Amuntai, Kalimantan Selatan ini. Keduanya bahkan memiliki prestasi yang luar biasa, yaitu menjuarai ajang Musabaqah Hifdzil Qur'an (MHQ) kategori 25 juz putra antarprovinsi se-Indonesia.

Mereka adalah Zainu Rahim (kakak) dan Zainu Rahman (adik). Keduanya adalah santri program beasiswa. Saat ini, keduanya telah menyelesaikan 30 juz hafalan Qur'annya. Sebelum mulai intensif menghafal al-Qur'an pada 2014, mereka bergabung dengan salah satu Rumah Tahfizh di Kalimantan Selatan pada 2012.

Ditemui pada kegiatan Wisuda Tahfzih Nasional (WTN) 2019 yang diselenggarakan sebelum Ramadan di Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an, Ketapang, Cipondoh, Tangerang, Banten pada Sabtu (4/5/2019) lalu, keduanya membagi suka dukanya saat menghafal al-Qur'an.

Keduanya mengaku mendapat dukungan dan motivasi untuk menghafal al-Qur'an dari kedua orang tuanya, Abdullah (63) dan Masitah (50), sehingga bisa menyelesaikan hafalan Qur'an mereka.

"Selain itu kami memiliki motivasi menghafal yang tinggi karena ingin menjalankan perintah Allah dan Rasul; dan ingin membanggakan, membahagiakan kedua orang tua, agar di akhirat kelak kami dapat memakaikan mahkota kebesaran untuk orang tua kami, juga untuk guru-guru kami," kata sang kakak Rahim.

Lalu bagaimana cara saudara kembar ini menghafal? Keduanya ternyata memiliki target menghafal satu hari satu halaman. Sedangkan untuk murojaah, mereka lakukan sehari sebanyak dua juz. Hal ini tentunya membutuhkan tekad dan niat yang kuat. Sementara doa dan dukungan dari guru serta orang tua menjadi bahan bakar utama mereka dalam menghafal.

dokpri

Maka hafalan mereka akhirnya membawa keduanya datang ke tanah Jawa untuk mengikuti prosesi wisuda.

"Alhamdulillah perasaan saya luar biasa setelah mengikuti WTN itu, karena saya bisa bertemu ustadz Yusuf Mansur, bisa lihat-lihat pondok (pesantren) Daarul Qur'an, dan bisa ketemu teman-teman dari berbagai daerah dengan provinsi yang berbeda-beda," ujar Rahim.

Setelah diwisuda dan hafalan al-Qur'annya mendapatkan pengakuan, apa yang lantas akan dilakukan keduanya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline