[caption id="attachment_185910" align="alignnone" width="590" caption="bikailarobbi.wordpress.com"][/caption] Banyak sekali PR umuat islam yang sengaja diabaikan penganutnya terutama amanat Sebagai Khalifah di bumi ini. Khalifah yang saya maksud bukanlah wujud pemimpin layaknya Khulafaurrasyidin yang dipelopori Abu Bakar Ra, maupun Khalifah-khalifah yang sering di elu-elukan oleh kelompok yang mengatasnamakan HTI dan konco-konconya. Mungkin ini sisi lain dari efek kerap melihat terlalu tinggi hingga terbelenggu, meremehkan hal-hal kecil yang sebenarnya bisa menjadi tolak ukur dan kesuksesan cita-cita besar itu sendiri. Karenanya khilafah adalah sebuah keniscayaan yang dimulai dari diri masing-masing. Dimulai dari reaksi akal, jiwa, raga, keluarga, semua mahluk hidup dan komunitas sekitarnya. Khilafah adalah: Mengatur setiap nafas kita, apakah selama ini ruh yang diamanatkan pada anggota badan ini telah sesuai dengan kehendakNya. Bagaimana memaksimalkan niat baik yang kerap terbengkalai begitu saja tanpa ada reaksi positif dari setiap gerak yang pasti diabadikan Rakib dan Atid. Khilafah adalah mengatur keselarasan enam indera yang tepasang dalam satu kesatuan tubuh ini. apakah mata, tangan hidung, lidah dan telinga kita tidak akan bersaksi atas semua yang telah dikerjakannya? Intuisi liar sering melahirkan berbagai penghianatan-penghianatan tanpa memandang akibat dari mengagumi kejamnya efek nafsu lawwamah. : Hari ini kami telah mengunci mulut mereka, dan tangan-tangan mereka pun berbicara, kaki mereka memberikan penyaksian atas apa yang telah mereka perbuat ( YASIN 65). Khilafah adalah meminimalisir kedzaliman seseorang terhadap dirinya. Umur, waktu, kesempatan, masa muda, kekayaan, kesehatan dan segala bentuk nikmat yang kerap kita balas dengan air tuba berupa Kealpaan, kesombongan, rasa malas, anti sosial, hedonis, dan segala bentuk demontrasi bodoh dari kebiasaan mengikuti mahluk yang jelas-jelas anti Tuhan. Khalifah adalah memberikan kasih sayang terhadap semua mahluk tanpa pamrih dan sekat-sekat idiologi. Bukankah sang maha pengasih memberikan kebahagian berupa apapun terhadap orang-orang yang seumur hidupnya menyekutukanNya. Mengapa hanya dengan dalih beda idiologi syiah, wahabi, sunni, Kafir, murtad kita kerap menelantarkan bahkan tega membunuh sesama. Bukankah Khilafah adalah menjaga keseimbangan hidup dalam damai, aman dan sejahtera. Terjebak Belenggu Khilafah Mengapa kita harus menunggu berbuat baik demi terwujudnya ketenangan dalam beribadah dan bekerja setelah terwujudnya KHILAFAH dengan makna yang lama. sampai kapan menunggu lahirnya mitos ratu adil maupun pangeran piningit. Jelas-jelas era kita bukan era terbaik, karenanya jikapun terealisasi adanya KHILAFAH pada masa sekarang, maka rasisme akan terus memecah belah umat ini. kecemburuan pasti menimbulkan rasa iri, hasud dan dengki dari sebagian orang-orang kalah yang nantinya menjadi kerikil kecil dan bahkan bumerang terhadap eksistensi KHILAFAH itu sendiri. Kalian adalah Khilafah bagi Kalian Sendiri, Keluarga, tetangga , massyarakat sekitar dan semua mahluk hidup di dunia ini. apakah selama ini sudah melaksanakan tugas mulia yang sangat teramat berat itu atau sebaliknya, menghianati Nya secara nyata dalam setiap detik, jam hari dan sampai saat membaca tulisan ini…. Nonsesnses (:
*kecuali Muhammadku, Isa, Mahdi, para wali qutb dan seluruh Rijalul Ghoib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H