Lihat ke Halaman Asli

Kawin Lari, Sebuah Fenomena

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Entah apa yang dirasakan para pecinta sejati. Apakah hanya dengan bermodalkan cinta dan rasa saling memiliki, perbuatan melawan dominasi  adat ketimuran bisa menjadi jawaban atas kemerdekaan hakiki  yang dimiliki setiap manusia. Bukankah dalam setiap kata ‘merdeka’ terdapat sekat-sekat dinding yang tidak mudah kita labrak begitu saja. Apalah arti hak asasi manusia jika memang standar yang ada hanya menjadikan masalah baru. Memang setiap kebahagian yang di impi-impikan manusia  harus berujung pada  pengorbanan, mengapa begitu cepat membuat perhitungan jangka pendek.

Bukankah kita diajarkan untuk memilih yang paling hati-hati dalam segala hal. Percuma saja, Jangan pernah berkata-kata logika dengan para pecinta, mereka telah berada dalam alam lain, siapapun yang melarangnya pasti akan di terjang dengan semangat perasaaannya. Semakin kita membendung rasa cinta mereka  untuk tidak berbuat nekat , semakin besar pula perasaan untuk terus berontak. Betapa cinta memang candu  dari segala candu.

Aku melihat semangatnya terus mengguebu. Telinga ini sudah kebal oleh curhatan-curhatan lama dimana kebenaran seolah absolut ada di pihaknya. Ada-ada aja manusia tipe begini, dan yang membuat miris adalah usahanya  mengumpulkan beberapa orang yang pro agar apa yang ia lakukan  seolah-olah sebuah kisah cinta sejati layaknya laila majnun.

Mengapa ini terjadi, apakah ia termasuk salah satu dari golongan yang saling mencintai karena Allah yang akan disatukan dengan 6 golongan lain yang mendapat kehususan Tuhan kelak di hari itu?    Semoga cintanya memang bukan hanya karena nafsu saling memiliki saja. Ada perjalanan dan masa depan yang memang membutuhkan support dari orang-orang  dekat yang bisa memberi kecerahan tersendiri. Sudahlah.. Ikuti kata hatimu kawan!

Aku bukan anakmu, aku Cuma titipan. Mimpiku untukku. Aku ciptaan Tuhan! (Generasi biru, slnk)

*Kepada teman karibku (dalam proses kawin lari), semoga Tuhan memberikan jalan terbaikNya. amen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline