Lihat ke Halaman Asli

Harap Cemas dan Mimpi Indahku

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1309841792262732796

[caption id="attachment_117673" align="alignnone" width="494" caption="Ayep2pac ww.google.co.id"][/caption]

Sungguh aku cemas  dan merasa sangat  naif

Bukan tidak ingin sama dengan persepsi manusia pada umumnya

Hanya karena pesimisme yang sering menghantui hati dan fikiran

Sadar akan amanat yang kerap terbengkalai

Kehidupan bukan disini

Sulit membedakan mana yang baik dan sebaliknya

Adakah jalan lurus tanpa harus mengorbankan hati orang-orang dekat

Harapku sering bersebrangan dengan keinginan mereka

Ah .. ada apa ini?

Anugrah berdatangan silih berganti tanpa batas

Kesempatan dan waktu luang terbuka lebar

Benarkah semua ini,mungkinkah ujian manis yang akan berakibat pahit?

Yakinkan aku Tuhan

Semua yang ada telah termaktub dicatatanMu

Bimbinglah aku agar dapat memaksimalkan keseimbangan harap dan cemas

Usaha manusia membangun mimpi cakrawala malam

Tidurkanlah aku,  biarkan Aku bermimpi lagi

Menjumpai para kekasihmu yang dulu kerap menerangi efek  hitam tabiat asli

-Clearness without Water, Gentleness without Breeze, Light without Fire, and Soul without Body-

me n the verified one

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline