Lihat ke Halaman Asli

Lebaran, Harus Pamer Baju Baru!?

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Merayakan hari kemenangan 'ied' bukanlah diperuntukkan bagi mereka yang memakai baju baru, tetapi hakikat perayaan ied adalah bagi mereka yang kebaikannya selalu bertambah".(Hikmah)

Berlebaran identik dengan pakaian baru, memang ada keterangan hadis nabi yang menyarankan kita untuk memakai baju baru. Mungkin maksud dari penggunakan baju baru tersebut adalah agar kita sadar makna fitri yang sesungguhnya (kembali ke fitrah manusia suci tanpa dosa) yang terpancarkan dari sisi lahir manusia setelah berjihad melawan kecenderungan nafsu amarah dan lawwamahnya.

Mengikuti kebiasaan yang diterapkan pada seorang bayi suci yang baru dilahirkan yang dibungkus dengan pakaian dan asesoris serba baru . Begitu juga manusia yang telah menyucikan dirinya selama sebulan penuh, mereka layak memakai pakaian baru sebagai rasa syukur atas hadirnya hari kemenangan setelah melaksanakan perintah jihad akbar.

Dan diantara bentuk implementasi dari rasa syukur kita kepada Allah adalah dengan memamerkan nikmat yang telah diberikan kepada kita ( dalam fiqih Islam, keadaan pamer-pameran seperti ini diistilahkan dengan: Tahaddus binni'mah/Memperbaharui nikmat) seperti yang tersirat pada surat Adduha ayat sebelas "Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan".

Ibnu Kasir dalam kitab tafsirnya (menafsiri ayat sebelas surat Adduha) mengutip pendapat Ibnu Jarir seraya berkata : Umat muslim dulu mengangap bahwa sebagian dari bentuk rasa syukur mereka adalah dengan mengamalkan ritual pembaharuan nikmat atau tahaddus binni'mah. Menguatkan pendapat diwajibkannya bersyukur dan tahaddus binni'mah Ibnu Kasir juga memaparkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad:

Barangsiapa tidak mensyukuri hal-hal yang kecil maka dia tidak mensyukuri hal yang besar, barangsiapa tidak bersyukur kepada sesama manusia maka ia tidak bersyukur kepada Allah. Tahaddus binnimah merupakan bentuk dari syukur, meninggalkannya adalah kufur. Kebersamaan adalah rahmat dan bercerai-berai adalah azab. (HR: Imam Ahmad)

Lebaran di Hadramaut

Mungkin masyarakat daerah Hadramaut Yaman terinspirasi dengan anjuran yang telah disebutkan dalam quran, hadis dan pendapat beberapa ulama yang menyatakan wajibnya mensyukuri nikmat yang telah dianugrahkan, mereka (penduduk Hadramaut) tidak sungkan dan malu-malu untukk memamerkan pakaian barunya dan tidak melepas merek baju, sarung dan sorban barunya. Jangan heran jika kita sholat ied di masjid mereka, kita akan dibuat tersenyum-senyum karena banyak menemukan orang aneh dengan pakaian yang dihiasi kertas dan plastik (merek baju yang sengaja dipamerkan) masih menempel dibagian kaki dan pundaknya.

Gaya unik dan kontroversi masyarakat Hadramaut ini sengaja saya tiru dan budayakan di Indonesia pasca pulang dari Yaman. Hampir setiap kali beli baju dan aseroris lainnya penulis enggan untuk melepaskam merek yang menggantung pada pakaian tersebut. Ketika hendak dicuci pun kadang saya sengaja melepas merek itu untuk kemudian dipasang kembali.

walaupun banyak teman dan keluarga yang senyum-senyum dengan keganjilan ini, so far i still feel comfort, n it doesnt even matter.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline