Dulu sewaktu awal-awal semester kuliah saya pernah berbincang dengan seorang senior di pondok. Saya bercerita kepadanya; "saya ingin bisa bahasa Inggris maka nanti selepas kuliah saya ingin belajar di Pare". Lalu senior saya ini membalas; "Kalau mau bisa bahasa inggris itu jangan nunggu nanti. Dari sekarang dimulai prosesnya". Waktu itu saya belum paham dan tetap ingin ke Pare setamatnya jenjang s1. Dan sekarang setelah, semoga, sebentar lagi lulus malah keinginan ke Pare dulu tidak terbayang lagi.
Poin yang saya dapat adalah bahwa untuk sampai ke ekspektasi pasti kita menemui kekurangan pada banyak hal seperti sarana dan prasarana misalnya. Karena kendala waktu dan biaya jadi saya belum bisa berangkat ke Pare waktu itu.
Tapi keterbatasan itu pasti ada dalam segala hal. Yang paling penting adalah memanfaatkan segala yang terbatas yang bisa dimanfaatkan. Belajar bahasa Inggris dari internet misalnya, atau dengan kawan atau beli buku (kalau lagi tak punya uang beli yang bajakan mungkin solusi, heuheuh).
Jadi yang salah itu kalau sampai dikalahkan oleh keterbatasan. Pasalnya kalau kita tidak memanfaatkan hal-hal terbatas yang ada dan malah menunggu, itu akan membuat ekspektasi kita terkikis oleh ekspektasi-ekspektasi lain yang kita temui ketika kita menunggu. Ekspektasi kita terkikis oleh waktu. Saya sekarang malah tidak ada keinginan berangkat ke pare dan memilih sesuaut yang lain.
Jadi memilih beberapa ekspektasi jangka panjang yang kita anggap bermakna lalu mengejarnya dengan membuat ekspektasi-ekspektasi jangka pendek yang bahkan bisa dilakukan sekarang juga untuk menuju ekspektasi jangka panjang, pastinya dengan segala keterbatasan yang niscaya, itu lebih baik ketimbang mengejar ekspektasi dengan cara menunggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H