Lihat ke Halaman Asli

Cinta itu Berlangsung Sesaat, Kasih Sayanglah yang Melanjutkan Sampai Kapanpun

Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tuhanku yang maha mendamai, terimakasih atas nikmat kehidupan yang kau ijinkan kualami di hari ini. Aku memang belum sepenuhnya mengerti tentang tujuan kehidupanku, tapi setidaknya aku tahu bahwa aku hidup untuk kemuliaanMu. Karena engkau maha mulia, maka jika aku memuliakanmu sesungguhnya kemuliaan itu adalah untukku.

Membahas tentang Cinta yang sepaket dengan pernikahan. Bahwa Cinta adalah ketertarikan hebat yang tidak masuk akal, agar sepasang jiwa mengupayakan kebersamaan sebagai pasangan yang menghasilkan keturunan yang melanjutkan kehidupan. Kasih sayang adalah keputusan sadar untuk menjadikan kebersamaan seseorang dengan pribadi piihannya sebagai sahabat yang membesarkan kehidupan. Cinta itu berlangsung sesaat, kasih sayanglah yang melanjutkan sampai kapanpun.

Saat menghadiri pernikahan siapapun, moment yang paling aku nantikan sebenarnya saat acara sakral ijab qobul. Tapi terkadang kita hanya bisa mengikuti ketika memang dihadirkan khusus oleh pengundang, atau ketika saudara dekatlah yang melaksanakan acara pernikahan itu, kita ikut mengantar. Beberapa yang aku lihat ketika moment ijab qobul berlangsung adalah keharuan yang menyeruak dari jiwa-jiwa yang hadir. Terlebih bagi jiwa kedua mempelai, Ada rasa sangat perih dalam hati namun membahagiakan, ada rasa sangat ingin meneteskan air mata namun dalam senyum, ada rasa ingin berteriak namun tertahan dalam desah nafas.

Yang paling aku ingat di saat acara pernikahannya adik dari bapak (Om) beberapa tahun lalu, aku mengingat betul karena di suasana itu mempelai pria (Om) sampai bercucuran air mata ketika selesai mengucapkan janji pernikahan. Memang sakralnya ijab kabul tak mampu membendung air mata tuk mengalir seiring rasa syukur ke hadiratNya. Rasanya sangat menggetarkan hati di telinga para hadirin, apalagi di telinga para mempelai.

Memang mengucapkan ijab qabul sangat ringan di lidah, namun pada hakikatnya sangat berat dalam timbangan. Ucapan ijab qabul adalah ikrar, janji setia antara suami dan istri untuk membangun rumah tangga (usrah). Begitu pentingnya istilah ini sehingga Allah menggunakan istilah `miitsaqan gholiidhan' artinya perjanjian yang kuat, kokoh dan teguh.

Dalam al-Qur'an ada tiga katagori yang menerangkan istilah tersebut. Pertama, perjanjian antara Allah dengan Rasul. Kedua, perjanjian Allah dengan satu ummat. Dan ketiga, perjanjian antara seorang suami dengan istri. Adanya istilah dalam ketiga perjanjian tersebut menunjukkan bahwa aqad nikah adalah ikrar yang sakral dan suci.

Oleh karena itu Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam berpesan kepada para suami: “Takutlah kepada Allah dalam persoalan wanita. Karena susungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang berada di bawah kekuasaan kamu, dan kamu ambil mereka itu dengan amanah Allah dan kamu dihalalkan menggauli mereka berdasarkan kalimat Allah.” Dari hadits tersebut dijelaskan bahwa pernikahan bukan sekadar memenuhi dorongan (kebutuhan) biologis, tetapi melaksanakan amanah Allah yang akan dipertanggungjawabkan kelak di akhir zaman. (http://baitijannati-sehati.blogspot.com/2013/03/ijab-qabul-sangat-ringan-dilidah-tapi.html)

Ah kiranya itu yang dapat aku ambil dari kejadian hari ini di tempat pernikahan teman kelasku, Nur Azizah. Sebenarnya modal yang yang dibutuhkan untuk menikah itu adalah kesungguhan memperbaiki diri, kepasrahan total terhadap pilihan Allah. Meyakini bahwa pilihan Allah saat ini yang sudah kita mantapkan menjadi pasangan di dunia adalah yang terbaik. Menikah pada dasarnya adalah menyatukan dua orang yang berbeda. Semakin sekufu (selevel), maka semakin mudah dalam membangun rumah tangga. Semoga menjadi keluarga yang saling membahagiakan dan memuliakan, menjadi rasa syukur yang tiada henti kepada Tuhan yang telah mempertemukan dua jiwa menjadi satu bagian.

Dan untuk para teman-temanku yang menghadiri acara pernikahan tadi dan belum dipasangkan Tuhan dengan belahan jiwanya. Jangan khawatir, Semoga sesegera mungkin ditemukan dengan belahan jiwa yang mencintai kita dengan tulus dan setia, yang memuliakan kita dalam pernikahan yang damai, penuh canda tawa, mapan dengan rezeki yang baik dan lengkap dengan keturunan yang menceriakan kebersamaan kita. Semoga Tuhan menyegerakan pernikahan yang indah bagi kita. Aamiin

Jepara

Aydandelion




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline