Lihat ke Halaman Asli

Ayatullah Nurjati

penikmat seni, pencinta Aquscape, Penggiat Teater, Penikmat musik Dangdut, Pemancing Amatir

Sapi Perah Merah

Diperbarui: 18 Oktober 2021   12:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terjerembab dalam kepenatan
Kidung surya menyerigaikan kegamangan
Bulan memacu hasrat temaram
Bintang berpagut segan
Langit terikat karam
Aku terkulai nelangsa
Asa pekat terkulai pasrah
Kehidupan sendu terasa
Karena kekayaan binal milik mahluk berkerah
Aku, mereka, kamu, dia adalah sapi perah
Semuanya adalah mahluk merah liar
Sementara kucing gedung tersipu gundah
Planet biru luruh bergetar
Detak waktu yang tersiar,- aksioma dilematis
Menggantung mimpi di ufuk mentari
Pedang menyayat sadis
Kegamangan silih berganti
Hidup yang sesat terbitlah sudah
Karena telah tinggal di tempat basah
Akankah hidup ini terasa cerah?
Jawabannya ada di ujung jembatan tol
Lho gimana dengan hotel berbintang lima yang berselingkuh dengan aparat
Hutan yang diperkosa oleh para penjilat
Ubur-ubur yang tergusur lulur -- kasur
Kententraman alam dihiasi dengan syukur
Jakarta 19 Juni 2003

telah terpublikasi di PoemHunter dengan judul Red-Daily-Cow




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline