Lihat ke Halaman Asli

Ayatullah Alfani

Mahasiswa Akuntansi Syariah

PSAK 112: Akuntansi Wakaf

Diperbarui: 19 Januari 2024   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wakaf merupakan instrumen keuangan yang memadukan prinsip-prinsip syariah dengan kegiatan ekonomi. Dalam praktik keuangan syariah, wakaf memegang peran krusial sebagai instrumen keuangan yang memadukan prinsip-prinsip syariah dengan kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa pengelolaan aset wakaf dilakukan dengan transparansi, keadilan, dan keberlanjutan. Salah satu cara untuk memastikan hal tersebut adalah dengan menerapkan prinsip akuntansi syariah dalam pengelolaan aset wakaf. 

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 112 mengatur tentang "Akuntansi Wakaf" dan memberikan panduan tentang bagaimana lembaga wakaf harus menyusun laporan keuangannya agar memenuhi standar akuntansi syariah. PSAK 112 mencakup pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aset, liabilitas, dan aset neto yang terkait dengan wakaf.

Dalam praktiknya, lembaga wakaf perlu memahami dan menerapkan dengan cermat ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PSAK 112 guna memastikan bahwa laporan keuangannya sesuai dengan prinsip akuntansi syariah. Dengan demikian, PSAK 112 tidak hanya menjadi panduan, tetapi juga menjadi instrumen yang mendukung terciptanya laporan keuangan berbasis syariah yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Prinsip-prinsip akuntansi wakaf yang harus diikuti mencakup:

1. **Prinsip Kepastian Harga**: Biaya wakaf yang telah disepakati harus jelas dan pasti. Prinsip ini diterapkan untuk memastikan kejelasan pencatatan keuangan.

2. **Pengakuan Pendapatan Wakaf**: Pendapatan dari wakaf diakui sesuai dengan prinsip akuntansi syariah, memastikan pengakuan pendapatan wakaf yang transparan dan sesuai dengan prinsip syariah.

3. **Pengukuran Aset dan Liabilitas Wakaf**: Prinsip akuntansi syariah mengatur pengukuran aset dan liabilitas wakaf dengan memperhatikan prinsip keadilan dan kebenaran.

4. **Prinsip Kebenaran**: Prinsip ini menekankan transparansi dalam wakaf, termasuk pembagian keuntungan dan beban biaya antara pemilik aset dan penerima manfaat wakaf.

5. **Prinsip Keberkahan**: Prinsip ini fokus pada keberkahan dalam wakaf, termasuk pembagian keuntungan dan beban biaya antara pemilik aset dan penerima manfaat wakaf.

Penerapan prinsip-prinsip akuntansi wakaf dalam laporan keuangan melibatkan sejumlah aspek yang harus dipertimbangkan. Beberapa prinsip akuntansi syariah yang relevan meliputi prinsip kepastian harga, pengakuan pendapatan wakaf, pengukuran aset dan liabilitas wakaf, serta prinsip kebenaran dan keberkahan dalam pengelolaan wakaf. Selain itu, prinsip akuntansi syariah juga menekankan pada pengungkapan penuh dalam laporan keuangan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas. Dalam praktiknya, lembaga wakaf perlu memahami dan menerapkan dengan hati-hati ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam prinsip akuntansi wakaf agar laporan keuangannya sesuai dengan prinsip akuntansi syariah dan mencerminkan komitmen untuk mematuhi prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaan aset wakaf.

Menerapkan prinsip-prinsip akuntansi wakaf pada laporan keuangan memberikan sejumlah manfaat, seperti:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline