Lihat ke Halaman Asli

Adam Ditakdirkan Hidup di Bumi, Bukan Karena Buah Terlarang

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

ADAM DICIPTAKAN MEMANG UNTUK DUNIA, bukan untuk tinggal disurga selamanya. Proses penciptaan Adam adalah proses ALLAH menciptakan manusia sebagai khalifah (penghuni) di Bumi. Kalau sebelumnya Adam tinggal di sorga, tidak berarti tidak akan menempati bumi, sebab taqdir-Nya telah menetapkan Adam hidup dibumi, menjalankan misi manusia dengan segala eksitensinya.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "SESUNGGUHNYA AKU HENDAK MENJADIKAN SEORANG KHALIFAH DI MUKA BUMI". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (Al Baqarah : 30)

Uniknya proses turunnya Adam kebumi , terkait sikap membangkang Iblis yang tidak menyukai tampilnya Adam di bumi, kisahnya dibuat sangat menarik dan dramatis, melalui proses makan buhah kekelan (POHON KHULDI). Seolah Adam berbuat salah, melakukan dosa sebab bujuk rayu iblis yang akibatnya Adam dan Hawa, istrinya terjungkal ke bumi, seolah menjadi manusia terhukum, padahal sebuah proses taqdir sebagaimana kematian yang biasa menimpa manusia kapan saja.

Dalam prosesi Adam turun ke bumi adalah sebuah KENISCAYAAN yang harus terjadi pada Adam dan istrinya, tidak boleh tidak harus terjadi, berbuat salah atau tidak, Adam harus turun kebumi, memulai episode kehidupan sebagai penghuni planet bumi, kendati mendatangkan pro dan kontra di kalangan penduduk langit, Malaikat dan Jin.

Kendati ada pendapat menyatakan, bahwa andaikan Adam tidak berbuat salah di bumi, maka manusia tetap menjadi penghuni surga, hidup bersenang ria, menikmati alam surgawi yang indah membuai rasa, merangsang hidup betah dalam sebuah pergaulan para penghuni surga. Pendapat ini lemah, atau tidak berdasar sama sekali. Sebab untuk apa ALLAH menciptakan Iblis atau makhluk pengganggu lainya menjadi penggoda manusia, untuk apa allah menciptakan alam semesta dengan segala Isinya bila tidak bermaksud menjadikan Adam manusia pengelolah daan menggali isinya dunia, atau tetap disurga, menikmati fasilitas ALLAH, tak perlu berkerja, bermalas malasan, hanya bersenang ria, tidur, bercinta dengan pasangannya, apa begitu. Padahal tidaklah demikian adanya, karena perangkat telah diadakan oleh ALLAH sebagai prosesi adam harus turun menghuni bumi, bukan karena sebab tuhan menciptakan "Dosa Warisan" , tidaklah demikian halnya. Tetapi Adam dicipta ALLAH dengan kalimat "TOBAT" yang bermakna Adam harus menempuh hidup menghambakan diri pada kehidupan dunia, artinya memulai hidupnya menjadi makhluk terlatih, berkarya dan bergenerasi. Sebab bila di surga Adam tak akan bergenerasi.

Kemudian Adam menerima beberapa KALIMAT dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya ALLAH Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Al Baqarah : 37

"Kalimat" maknanya, ALLAH mengajar Adam bagaimana cara hidup dan tobat, bertanam dan bercocok tani mengolah bumi, menjadi manusia yang bertanggung jawab terhadap keluarga, dan membangun regenarasi manusia. Tidaklah dinyatakan bahwa disurga ada kehidupan bercocok tanam atau regenarasi, karena usaha manusia harus hidup dan menyambung generasi selanjutnya, adanya hanya didunia.

Para nabipun sudah ditakdirkan dan dipersiapkan oleh ALLAH dengan konsep Tuhan untuk membangun dunia dan Isinya, ratusan nabi dan rasul digelar oleh Allah melengkapi khasanah dan kamus kehidupan didunia dengan misi dan visi kenabian. Proses itu tanpa taqdir tuhan tak akan terjadi begitu saja. Kalau kita mengkui bahwa ALLAH MAHA TAHU, mengapa kita harus meragukan ALLAH tentang Adam yang ditaqdirkan turun kebumi. Dari proses kenabian silih berganti setiap zaman dari zaman zaman kenabian adalah suatu bukti bahwa manusia memang ditaqdirkan hidup didunia bukan karena berbuat dosa. Bila mengakui ALLAH itu MAHA KUASA, MAHA MENDENGAR dan MAHA MELIHAT, masihka harus ada keraguan yang menyangsikan kehadiran manusia itu karena takdir, hingga akhirnya harus direncanankan pula bagaimana membangun peradaban manusia kedepan menurut sistim-Nya

Tegasnya Quran menyatakan: لكل شئ سببا "Segalanya berdasarkan sebab akibat". Buktinya apapun yang terjadi atas manusia dan tempat tinggalnya, bumi tidak terlepas dari sebab akibat (causalitas). Sebab akibat ala Quran ini merupakan saksi Ilmiah yang tidak meragukan kalangan ahli sains manapun. Berarti suatu kebenaran tentang Adam menjadi manusia bumi adalah suatu kepastian dari hukum sebab akibat, sebabnya ALLAH telah menciptakan bumi medahului Adam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline