Menurut WHO (World Health Organization) COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. Virus ini menjadi pandemi di berbagai Negara, termasuk Indonesia.
Virus corona masuk ke Indonesia pertama kali pada Senin, 2 Maret 2020. Banyak hal yang berubah akibat adanya pandemi ini, salah satunya dalam bidang pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia saat itu mengalami perubahan yaitu dari sekolah luring (luar jaringan) menjadi sekolah daring (dalam jaringan). Sehingga siswa tidak perlu berangkat ke sekolah untuk menerima ilmu selama proses pembelajaran. Ini menjadikan siswa mengalami perubahan aktivitas daripada biasanya.
Setelah pandemi mulai mereda dan sekolah memberlakukan kembali pembelajaran tatap muka, munculah istilah learning loss. Di kutip dari the convercation, learning loss adalah hilangnya kemampuan yang telah dikuasai siswa sebelumnya atau kesenjangan (learning gap) antara kemampuan belajar siswa dengan standar tertentu baik nasional maupun internasional. Banyak sekali dampak-dampak yang ditimbulkan akibat pandemi ini terutama bagi siswa. Beberapa dampak dari pembelajaran daring ini bagi siswa yaitu
- Pembelajaran fleksibel, yauti tak terbatas pada ruang dan waktu. Sehingga siswa dapat belajar kapanpun dan di manapun
- Pendidikan karakter menjadi sulit dilakukan karena pendidik terbatas dalam mengawasi peserta didik
- Timbulnya rasa malas pada diri peserda didik
- Menurunnya motivasi belajar peserta didik
- Timbulnya kegelisahan dalam belajar
- Meningkatnya perbuatan mensontek
Waah, ternyata banyak sekali ya dampak yang dirasakan siswa akibat pandemi kemarin, lalu apakah hanya siswa saja yang merasakan dampaknya?
Tanpa disadari, ternyata virus covid 19 juga menimbulkan dampak bagi guru. Berdasarkan observasi yang telah lakukan di salah satu sekolah serta wawancara lebih dalam, para guru mengalami penurunan dalam kompetensi mengajarnya. Apa saja yang dirasakan guru akibat Pandemi? Setidaknya terdapat dua poin utama yang dirasakan guru, yaitu
1. Menurunnya kreativitas dalam mengajar
Selama covid, pembelajaran dilakukan secara virtual. Beberapa guru melakukan pembelajaran hanya dengan menerangkan saja atau bahkan hanya memberikan tugas kepada siswa tanpa menerangkannya. Kebiasaan ini ternyata terbawa ketika pembelajaran tatap muka kembali dilakukan. Guru hanya menjelaskan materi apa yang ada di buku pegangan saja (tidak ada sumber belajar lain) dengan metode ceramah. Untuk asesmen yang diberikanpun, hanya sebatas soal-soal yang tertera pada buku. Hal ini membuat suasana belajar yang membosankan bagi siswa.
2. Timbulnya rasa malas
Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan di salah satu sekolah, ternyata banyak kegiatan sekolah yang tidak berjalan kembali setelah pandemi. Seperti, estrakurikuler seni, literasi 15 menit, senam rutin bersama, dan menyambut siswa depan gerbang di pagi hari. Ketika ditelusuri lebih dalam, penyebab dari tidak berjalannya kegiatan-kegiatan tersebut adalah kurangnya semangat guru akibat santainya pembelajaran ketika pandemi. Kebiasaan guru yang ditimbulkan seperti, datang ke sekolah lebih dari jam 07.00, tidak ada pergerakan untuk mengembalikan kembali kegiatan positif yang sebelumnya sudah ada, minimnya semangat yang diberikan antar rekan guru, dan lainnya.
"efek pandemi kemarin masih sangat kami rasakan terlebih dampaknya bagi kegiatan yang ada di sekolah. Sebelumnya sekolah kami sudah menerapkan pembiasaan literasi 15 menit, sarapan bersama, senam bersama, dan kegiatan lainnya. Namun kegiata-kegiatan tersebut belum kembali dijalankan setelah pandemi. Para guru, termasuk saya masih kehilangan semangat yang sebelumnya ada. Kami butuh satu orang saja untuk menggerakan kembali dan menyalurkan semangat kepada yang lainnya, tetapi sampai saat ini satu orang tersebut belum ada", ucap salah satu pendidik yang ada di sekolah dasar tersebut
So, itu dia dua poin penting yang menjelaskan dampak apa saja yang dirasakan guru akibat pandemi kemarin. Untuk itu, harus adanya penanganan baik itu dari pemerintah, dinas pendidikan, dan tentunya dari guru itu sendiri, sehingga permasalahan ini dapat segera terselesaikan.