Lihat ke Halaman Asli

Bersama Sama-sama dalam Kurban

Diperbarui: 4 September 2017   16:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kurban.(https://www.instagram.com/p/BYfC2JDB34Z/)

Hangat dalam kegembiraan dan kebersamaan. Hal itulah yang nampak dalam penyembelihan hewan kurban di Mushola An-Nur, Terbah, Wates, Kulon Progo pada hari Jumat, 1 September 2017. Bapak-bapak dan pemuda bersiap membantu jagal dalam penyembelihan, ibu-ibu mulai menyiapkan konsumsi, warga lain dan anak-anak juga datang sekadar untuk menyaksikan penyembelian. Hampir semua warga sekitar memadati gang di depan mushola tersebut mulai pukul 09.00 pagi, juga warga yang tidak merayakan Idul Adha.

 Sekitar pukul 10.00, akhirnya penyembelihan dimulai. Sapi pertama berhasil disembelih dengan lancar di depan mushola. Namun kemudian penyembelihan sapi kedua sedikit terkendala. "Sapi ini terlalu bahaya jika dibawa ke depan mushola. Sapinya galak", kata Pak Mujahidin, Ketua RT setempat, kepada warga. Penyembelihan pun akhinya dilakukan di kebun belakang mushola tempat hewan kurban ditambatkan. Warga kemudian bergegas untuk membantu menggali lubang penampungan darah, menjatuhkan hewan kurban dan membantu penyembelihan. Selanjutnya, penyembelihan lima kambing lain kembali dilakukan di depan mushola.

Di lain tempat, ibu-ibu tidak kalah sibuknya. Teh hangat ditemani lemper sudah siap sebelum penyembelihan selesai. Namun ibu-ibu belum selesai dan bisa beristirahat. Soto panas masih perlu dipersiapkan untuk santap siang seusai ibadah Sholat Jumat dan sebelum memotong-motong daging.

Selepas tengah siang, hewan kurban mulai dipotong-potong. Ada yang bertugas menguliti, ada yang memotong dalam ukuran besar dan kecil, ada yang mengurus kotoran isi perut hewan kurban, ada yang memasukan ke dalam kantong plastik untuk dibagikan dan ada pula yang akhirnya membereskan peralatan kurban serta membersihkan lokasi setelah semuanya usai.

Penyembelihan hewan kurban hari ini penuh dengan kerja sama dan gotong royong. Setiap warga yang hadir memiliki perannya masing-masing di tempat dan waktu yang beragam. Atas kerja sama dan gotong royong tersebut ibadah kurban berjalan lancar hingga akhirnya setiap keluarga di sekitar dan keluarga yang membutuhkan mendapat hasil kurban.

Tanpa kerja sama sama dan gotong royong, semuanya belum tentu berjalan lancar. Tukang jagal akan kesusahan tanpa bantuan bapak-bapak dan pemuda, atau sebaliknya bapak-bapak dan pemuda tidak akan dapat menyembelih hewan kurban tanpa tukang jagal. Keluarga di rumah juga akan kebingungan jika daging yang didapat masih berukuran besar karena tidak ada yang membantu untuk memotong-motong menjadi bagian kecil. Kerja sama dan gotong royong menjadi kunci.

Demikianlah kita dalam setiap tempat dan waktu. Baik dalam tempat kerja, keluarga, bertetangga, dalam komunitas keagamaan bahkan juga dalam berbangsa dan negara. Setiap dari kita perlu berkerja sama dan begotong royong dalam setiap peran yang kita jalani. Ketika peran dapat dijalani dengan optimal oleh setiap orangnya, kerja sama dan gotong royong akan menghasilkan sesuatu yang baik. Seperti halnya orkestra atau gamelan yang akan menghasilkan harmoni ketika setiap alat musiknya dimainkan dengan baik. Juga seperti halnya kerja sama dan gotong royong dalam kurban ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline