Bermimpi menjadi penulis bagi seorang pemula yang baru mampu menulis syair atau puisi pada nyatanya bukanlah jalan yang mudah dan seindah menulis syair untuk si "doi". Kebanyakan pemula yang memulai dan memilih perjalanan karir sebagai penulis justru diimingi mimpi menjadi penulis terkenal dan profesional hanya dengan beberapa kemampuan yang baru saja ia rilis di ragam media sosialnya entah itu tulisan puisi, syair, tajuk, artikel, dan lain semacamnya.
Kebanyakan pemula itu memulai memang dari perasaan galau yang menyerang usia remaja hingga dewasa awal, umumnya ketika mulai mengenal cinta. Sehingga muncullah pepatah yang mengatakan "Apabila seseorang tersentuh cinta, maka sejak saat itu ia akan mampu bersyair" sama halnya dengan yang dialami penulis kumpulan puisi dengan judul "Mahabbah" ini yang mengawali dengan perasaan cinta terpendam lalu mulai nyaman dengan kesendirian yang dikiranya mampu menepis kesepian dan melampiaskan perasaan itu dengan sekedar menulis.
Alur awalnya sebutlah demikian, setelah beberapa kali membuat dan memuat karya yang cukup membanggakan diri maka mulai melebarkan sayap dengan menyukai penulis-penulis profesional yang sudah terkenal dan berpengalaman lalu membeli buku-bukunya untuk dijadikan sebagai koleksi, kemudian menyadur hasil bacaan menjadi tulisan sendiri dengan berbagai judul dan keadaan. Tidak salah justru memang pemula membutuhkan referensi yang cukup banyak untuk menambah pengalaman menulisnya yang baru saja higgap dititik paling rendah sekali.
Setelah banyak menggeluti dunia kepenulisan serta kebiasaan-kebiasaan penulis profesional masih bertekad bulat melanjutkan keinginan untuk membuat karya, masih terus berkarya dengan mengawalinya didunia maya terlebih dahulu lalu dilihat beberapa orang untuk kemudian menemukan orang-orang yang sefrekuensi dengannya, membuat grup atau masuk dalam kelompok orang-orang yang memiliki tekad sama dengannya.
Salah satu kesalahan pemula ialah, bermimpi langsung memiliki sebuah karya yang mampu mengimbangi penulis profesional sehingga karyanya akan cepat-cepat bertengger sejajar dengan karya-karya penulis profesional itu. Tidak pernah ada yang salah denga mimpi yang salah adalah ketika cara mewujudkannya tak melulu mengikuti cara orang-orang yang sudah sukses dan berhasil dalam dunia yang sama.
Seperti yang dialami penulis ketika diawal karir memilih menjadi penulis dengan sesegera mungkin ingin menerbitkan sebuah karya sehingga memburu waktu untuk menciptakan karya sebanyak-banyaknya. Adapun suka duka menjadi penulis pemula dengan keinginan menerbitkan buku sendiri bisa dijabarkan sebagai berikut :
- Menanggung biaya sendiri, namun memiliki kesempatan untuk nama bertengger juga sendiri di cover atau sampul buku
- Proses yang online, membuat penulis tak cukup leluasa menghubungi penerbit yang terkadang sulit dihubungi terlebih penerbit indi.
- Proses promosi yang tak seefektif dijanjikan penerbit, sehingga buku tak selaku yang diinginkan mengingat banyaknya orang yang juga berlomba menerbitkan buku sehingga penerbit fokus mengerjakan penerbitan saja.
- Pembagian royalti yang tergolong lebih banyak kepada penerbit ketimbang penulis sendiri.
- pelayanan penerbitan dimulai desain cover, editing, hingga proses promosi yang kurang didukung.
- Biaya yang murah mengindikasikan pelayanan juga murah kebanyakan benar adanya
Akan tetapi, itu semua merupakan langkah-langkah yang memang harus ditapaki pemula jika ingin menjadi penulis profesional. Hal yang paling penting ialah, perdalami ilmu kepenulisan bukan hanya dari satu bidang kepenulisan saja melainkan semua jenis kepenulisan baik itu tulisan fiksi maupun nonfiksi. Jika semua sudah dipelajari dan diperdalami maka carilah komunitas menulis yang bisa saling mendukung karya-karya kita bukan hanya untuk dinikmati secara gratis. Pilihlah teman menulis yang tidak hanya mendukung dengan pujian kata-kata dan komentar di laman media sosial, tetapi yang mampu mendukung secara finansial dengan menghargai karya-karya kita, bukan semata minta yang gratisan karena kita menulis dan belajar menulis juga tidak sat set sat set langsung jadi sebuah karya.
Terakhir, sebagai penulis amatiran tetaplah semangat belajar dan jangan bosan untuk mencari teman dan juga guru yang bisa mengembangkan bakat dan kemampuan menulis kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H