Kita hidup di zaman globalisasi, dimana pencitraaan sering dianggap lebih penting daripada kenyataan. Disinilah orang selalu berpikir bagaimana mereka bisa mendapatkan teman sebanyak-banyaknya yang sesuai dengan kriteria mereka dan sederajat dengan mereka. Padalah itu semua tidak menentukan seberapa baikkah kalaian dimata Tuhan.
Ada yang memilih teman hanya karena dia kaya, cantik, ganteng dan lain sebagainya, tetapi itu hanyalah sebuah pencitraan belaka. Untuk apa kalian mempunyai teman yang seperti itu? yang ada hanyalah materi belaka dan teman sejati itu tidak ada.
Keluar dari konteks itu tadi, janganlah menilai orang hanya nampak dari mukanya, karena yang buruk belum tentu jahat dan yang menawan belum tentu baik. Indonesia saja tidak membeda-bedakan makan suku yang berkulit hitam dan mana suku yang berkulit putih. Semua adil, merata. tidak ada pembeda satu sama lain yang membedakan kita. Semua suku dan orang-orang yang berasal dari berbagai daerah yang mukanya tidak cantik dan tidak ganteng itu bukan sebagai tolak ukur pandangan hidup kita. Karena semua itu tergantung dari kita yang pandai atau tidaknya mencari teman yang tulus dengan kita.
Muka saja tidak berpengaruh dan seringkali orang menilai orang pertama yang dilihat hanya dari mukanya, berhubung mukanya berparas antagonis selanjutnya orang-orang menilai mereka sebagai orang yang galak, cuek, atau lain sebagainya. Padahal kalian belum mengenal orang itu, namanya siapa, rumahnya dimana, sifatnya bagaimana. So stop judge from the face. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H