Lihat ke Halaman Asli

Yala Pertiwi Aisyah

Allah is enough for me..

Skripsimu Mana?

Diperbarui: 30 Januari 2019   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Skripsi. Di pikirin bikin pusing, di diemin terasa asing, di kerjain ingin berkata anying. He he. Ngga ding. Canda.

Gini yaa

Bagi mahasiswa semester dua, skripsi adalah kota Seoul dari Palembang: jauh. Tapi, bagi mahasiswa semester tua, skripsi bagaikan bom waktu yang siap menggelegar. Duaaarrrr!

Berdasarkan pengamatan singkat saya, setidaknya ada tiga team manusia pejuang skripsi. Team Skripshit, Team Skripsweet dan Team Skripselow.

Saya masuk team yang ketiga. Team Skripselow. Ya ngapain juga ngesambat atau mana ada yang happy ngerjain segelimet karya ilmiah wajib tanpa ahh..

Selow and glow aja yah

Skripsi merupakan tugas akhir seorang mahasiswa sebagai syarat resmi buat mendapatkan gelar sarjana, namun tak sedikit mahasiswa yang sungkan menyelesaikan tugas ini. Ada aja alasan yang membuat mahasiswa “menunda” untuk menyelesaikan skripsinya. Dosen susah ditemui, data yang sulit didapat, atau sekarang sudah bekerja buat apa menyelesaikan skripsi?

Jadi, ada temen saya yang gak rajin-rajin amat bisa kelar skripsi hanya cukup bermodalkan waktu empat bulan. Saya tanya, apa rahasianya? Jawabnya, nawaitu saja. Hasssh.

Terbesit dalam hati..

Empat bulan saja selesain skripsi, mengapa harus empat tahun eksekusi hingga jadi mahasiswa abadi? Hmm ku merenung..

Can I? Of course, you can babe..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline