Lihat ke Halaman Asli

Lima September Dua Puluh Tiga Belas

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karenamu Fa; batinku sibuk berdandan meski raga terdiam kaku, mataku gencar mencari meski kepala tertunduk bisu, lenganku ingin memeluk meski genggaman terasa beku. Bagaimana bisa bibirku melontarkan kata-kata yang tak perlu saat pribadiku adalah pemalu.

Karenamu Fa; aku tak kenal diriku sendiri, keramaian mengejek tingkah konyolku. Bagaimana bisa aku membiarkan punggungku berbicara  saat aku benar-benar ingin menatap matamu.

Karenamu Fa; aku mengutuk diri sendiri, tanggal itu tak pernah kembali, hari itu tak akan terulang, kendati aku menangisimu dalam ruang kosong yang mentertawakanku.

Kamu kini ialah potongan ingatan yang tak ingin punah, selalu minta dijamah ketika sepi akan muntah. Aku yakin kata "seandainya" hanya sia-sia, waktu takkan mengizinkannya berfungsi. Kekacauan ini sebab tingkahku yang salah, karena padamu Fa; aku telah jatuh hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline