Aku mengetuk-ngetuk kenangan
pada hamparan keningmu
Teras rumah yang sebagian keramiknya
sudah mengelupas,
kembang yang tak terawat,
pot yang pecah, juga rindu
sepanjang kisah
Cerita pun berlompatan dari kepala
lamat-lamat
Mengerang
Seperti engsel jendela tua yang sudah berkarat
Ada yang terlepas dari ingatan
Kita menjadikan sebuah dongeng
Beberapa kita kurangi, sedang yang lain
kita tambah
agar cerita terasa indah
Kita mengulang lagi di teras ini
Kau meletakkan secangkir teh hangat
Terlihat seperti butiran kristal
Maaf, itu air mataku yang jatuh,
katamu
Kau tersenyum
***
Lebakwana, Januari 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H