Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Daulat Tuanku

Diperbarui: 29 November 2024   06:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Daulat Tuanku. Gambar oleh JITET (Kompas) via kompas.com

Keluar rumahlah barang sejenak. Berjalan lewati jalan-jalan yang kemarin terbakar. Karena janji yang diingkari. Mungkin ada yang bertanya, atau memang orang-orang tak perlu bertanya. Mereka sibuk mencari jawaban untuk dirinya sendiri. Berapa lama hati yang rusuh akan terbasuh. Berapa cepat harapan akan mendekat

Lalu banyak orang berkerumun di lapangan. Katanya ada pemilihan kepala daerah. "Kemarin kami mendapat sembako murah," sesuara. Menyelinap secara senyap.

Hitung cepat! Hitung cepat! Seorang mantan Presiden ternyata masih sakti. Nomer yang dipasang pada kuda aduannya melesat di depan. Katanya itu kuda tunggangan. Tak jelas siapa yang menunggang, siapa yang ditunggangi. Matahari harus satu, tak boleh ada kembarannya. Tapi balas budi adalah tali kendali 

Ini negeri siapa yang punya. Daulat rakyat hanya dalam teori. Karena daulat hanya milik tuanku yang punya kursi

***

Lebakwana, November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline