Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Puisi Pucat

Diperbarui: 26 Agustus 2024   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi puisi pucat. Gambar oleh Engin_Akyurt/ Pixabay 

Seperti tubuhku, puisi-puisi yang kutulis
begitu pucat
Hanya mengulang-ulang luka,
hujan, senja, dan mimpi-mimpi
yang sering berjalan di tempat
Aku menunggu makan gratis puisi
Mengisi tubuh sajakku yang lemah
tak bergizi
Dan kata-kata mudah buat lena
Bagi orang-orang yang tak kuasa
untuk bersuara
Mengharapkan kedatangan juru selamat
Tapi yang didapat hanya khianat
Setiap musim
Di kotak-kotak tempat suara ditampung
Dibiarkan terapung-apung
Lalu perlahan tenggelam
Masuk ke dalam palung

Aku hanya bisa mencatat
Pada harapan yang makin melarat
Dan puisiku tetap pucat 

***

Lebakwana, Agustus 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline