Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Puisi Pucat

Diperbarui: 16 Agustus 2024   17:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi puisi pucat. Gambar oleh Engin_Akyurt/ Pixabay 

Seperti tubuhku, puisi-puisi yang kutulis
begitu pucat
Hanya mengulang-ulang luka,
hujan, senja, dan mimpi-mimpi
yang sering berjalan di tempat
Aku menunggu makan gratis puisi
Mengisi tubuh sajakku yang lemah
tak bergizi
Dan kata-kata mudah buat lena
Bagi orang-orang yang tak kuasa
untuk bersuara
Mengharapkan kedatangan juru selamat
Tapi yang didapat hanya khianat
Setiap musim
Di kotak-kotak tempat suara ditampung
Dibiarkan terapung-apung
Lalu perlahan tenggelam
Masuk ke dalam palung

Aku hanya bisa mencatat
Pada harapan yang makin melarat
Dan puisiku tetap pucat 

***

Lebakwana, Agustus 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline