Puisi ini kutulis dua jam lagi
jelang tengah malam
Soal Emak yang cepat lelah
tentang dirimu yang gundah
dan hal perempuan yang penuh
keluh-kesah
"Harga-harga di pasar yang tak terkendali."
Entah siapa yang bersuara: dirimu, Emak,
atau seluruh perempuan
Jangan cerita soal rindu, katamu
Persediaan air mata sudah habis,
Emak berkata pada suatu malam yang sunyi
Rindu terkadang kehilangan rumah,
Seorang perempuan, entah kepada siapa
Dan cinta hanya topeng bagi si Keparat Jadi jangan mudah menangis
Karena air mata hanya indah dalam puisi
Pukul 24.00
Emak tentu sudah tidur
Kamu sendiri sudah lupa caranya mendengkur
Perempuan lain mungkin tak peduli
atau sedang menyesali
kenapa tidak terperhatikan
nasi menjadi bubur
Aku sendiri mendengar Emak,
melihat dirimu,
juga perempuan yang lain
Kemudian aku menulis puisi
Itu pun orang-orang tak mengerti
***
Lebakwana, Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H