Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Jendela

Diperbarui: 28 Januari 2024   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi melihat dari jendela. Gambar oleh Cottonbro Studio/ Pexels

Aku meletakkan puisi di jendela
Menyaksikan dua helai daun gugur
Lalu bertambah lagi satu
empat, tujuh
dan lebih banyak lagi yang tak tercatat
Kulihat juga anak-anak bermain gembira
Dan merengek
Dan menangis
Karena ibunya sering menghitung-hitung
Adakah hari ini untuk mengisi lambung

Di jendela lain
Orang-orang bertengkar
Merasa dirinya paling benar
Berselisih bagaimana huruf harus
disusun
Tapi dilakukan secara tidak santun
Demi sebuah tempat duduk
Riuh orang bersilang kata
Menciptakan bahasa-bahasa
yang menciderai makna

Namun, sebuah puisi tak cukup
Melihat banyak jendela
yang lapuk menunggu suara ketuk
yang ada hujan di balik harapan
yang sepi
yang luka
Gelap
Diam

***

Lebakwana, Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline