Pertama, maaf, angka judul di atas salah. Seharusnya 76,1%.
Namun, boleh jadi angka itu juga keliru. Menurut survei bayaran, Tokoh Kita bisa meraup suara mendekati 90%. Serius, ini tidak main-main!
Tokoh Kita ini sebenarnya tidak masuk radar bakal calon Presiden. Tapi berkat pencitraan yang masif oleh berbagai lembaga survei (yang dibayar), Tokoh Kita akhirnya masuk juga tiga besar yang elektabilitasnya tinggi.
Awalnya, pura-pura, masuk sepuluh besar dulu. Lalu meningkat 7-besar. Supaya kelihatan benar-benar ada survei, untuk beberapa bulan stagnan. Akhirnya memuncak masuk tiga besar.
Selain itu tulisan mengenai Tokoh Kita bertebaran di media sosial. Tentu tentang hal-hal yang positif. Ini memang kesengajaan yang direncanakan.
Jadi, bila pilpres hari ini Tokoh Kita akan menang telak.
Kemunculan Tokoh Kita memang fenomenal. Cara berpikirnya terkesan ngawur. Ada yang menyebut, tak bersopan-santun.
Tokoh Kita berdalih, melontarkan pikiran tak perlu ada sopan-santun. Dengan demikian ada pertengkaran pikiran. Tentu dengan argumen, bukan sentimen *). Tokoh Kita menyebut cara berpikir kenthir.
Tak heran tema kampanyenya adalah memasyarakatkan kenthir dan mengenthirkan masyarakat. Diakhiri dengan tagline: "Saya kenthir, saya Indonesia!"
Jangan main-main dengan tagline ini. Ini semacam mengirimkan pesan ancaman, jangan coba-coba mengaku Indonesia kalau tidak kenthir.