Tapi letih terlalu lama
Menghimpit dada
Hingga di depan sebuah meja
Lalu-lalang yang dingin
Riuh yang cemas
Tetap ada yang mencatatnya
Isak yang gemetar:
Saya memupuk lima cinta
Setelah dewasa tak satu pun ingat rindu
Saya sakit tapi tak tahu apa yang sakit
Perempuan itu diberi nomer tunggu
Nyalakan cinta, Ibu
Agar cemas menjadi asa
Sebuah senyum mengirimkan hangat
"Apakah air mata saya perlu didiagnosa?" perempuan itu balik bertanya
Ruang tunggu penuh
(nomer siapa yang dipanggil?)
Saya sesak napas, mungkin karena
darah saya selalu meloncat tinggi;
Saya sakit jantung; Saya ginjal;
Saya tulang; Saya kepala; Saya, saya
tidak tahu mengapa harus ke sini
Saya hampir lima tahun bolak-balik
Saya putus asa
Tapi kini saya bahagia
Karena sudah tahu ke mana
arah pulang, akhirnya
Di ruang gawat darurat
Beberapa sibuk
Tubuh yang terbuka. Luka
"Kecelakaan!" terang sesuara
Perban-perban, infus, oksigen
Dokter, perawat
Sedikit perdebatan
Lalu dokter menutup cerita
Sirene ambulans berbunyi
***
Lebakwana, Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H