Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

ChatGPT, Puisi, dan Nasib Para Penyair

Diperbarui: 18 Februari 2023   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi chatGPT dari OpenAI. Kompas.com/ Wahyunanda Kusuma

Kemarin di grup WA KPB ada sedikit kegaduhan. Pemantiknya Kompasianer Acek Rudy. Ia membagi beberapa puisi di grup. "Ada komentar? tanya Acek Rudy.

Puisinya terdiri beberapa bait. Sengaja saya kutip hanya dua bait per puisi.

Ini dia.

1.
Hujan, hujan, di sini hujan
Terlihat jelas di langit biru
Kita bisa merasakan hujan ini
Indahnya alam ini, menyentuh hati

Rahasia alam, hujan mengalir
Mengalir lembut dari langit biru
Merangsang emosi, mendorong angan-angan
Menggetarkan jiwa, mengubah dunia

2.
Hujan yang turun tak pernah berhenti
Kita pun menari bersama bintang
Mendengar suara angin yang bergema
Kita pun bersuka dan berjoget

Mata kita tertuju pada awan
Hujan pun turun membasahi bumi
Kita pun berlari menyambutnya
Menyanyikan lagu yang indah

Beragam tanggapan dari kawan-kawan di grup. Ada yang bilang bagus, biasa saja, ada juga yang tak berkomentar.

Saya sendiri melihatnya seperti ditulis orang yang baru belajar menulis (saya sendiri juga sebenarnya masih belajar). Hanya deretan kalimat berita biasa saja. Walaupun susunan kata-katanya terlihat rapi.

Takada yang aneh. Jadi, apa masalahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline