Orang-orang di hadapanku, termasuk Mas Alil, seperti menunggu keputusanku. Kalau aku mengiyakan, semua beres. Semua mereka yang mengurusnya. Aku tinggal mengikuti apa rencana-rencana mereka.
Tapi ini gila.
Sedikitpun perkara ini tak pernah terlintas dalam pikiranku. Memakai jas, duduk dalam forum perdebatan, gambar-gambarku bertebaran di setiap sudut kota. Dan, sudah pasti, melayani pertanyaan setiap wartawan.
Bimbang, antara takut dan tak percaya. Namun, uang satu miliar amat menggoda.
1 miliar. 1.000.000.000. Satu miliar!
Sebelum kulanjutkan, aku ingin bercerita sedikit bagaimana aku bisa bertemu Mas Alil.
***
Namaku Surakyat. Boleh dipanggil Sur, Rakyat, Yat atau Yayat. Suka-suka kamulah, mana yang enak terucap di lidah.
Sehari-hari aku berdagang gorengan di Taman Kota, menggunakan gerobak. Sampai di sini tidak ada yang istimewa.
Sampai suatu ketika nama dan fotoku terangkat di koran lokal. Tersebab aku memimpin demo para pedagang kaki lima, memprotes rencana Pemkot Kotamadya Drimo yang akan memindahkan para pedagang kaki lima dari Taman Kota.