Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Lelaki yang Menyedihkan

Diperbarui: 9 Januari 2022   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tentang sepi. Foto oleh Nguyen Duc/ pexels

Kalau aku mati nanti
Simpan saja air matamu
Aku bukan seseorang yang layak ditangisi
Aku juga tak punya sesuatu untuk kuwarisi

Dari dulu aku hanya punya mimpi
Hanya mimpi
Hanya teori
Sedang dunia hari ini
Adalah cerita tentang lambung dan kantong yang terisi

Dayungku selalu patah dalam berperahu
Mungkin ragu atau barangkali juga kurang mampu
Bagaimana bermain ombak
Berhadapan dengan besar gelombang, atau cara menghindari batu karang

Jalanku selalu mendung
Sering hujan jatuh di dalam rumah

Aku sedikit bisa berpuisi
tapi hari ini puisi tak bisa berbunyi
Seperti katamu, "Berapa angka dapat dihasilkan dari sebuah puisi."

Aku tidak tahu
dan memang tidak tahu

Selama ini aku dikelilingi angka-angka, tapi aku tidak dapat meraihnya
Maka kutuliskan puisi
Kutuliskan puisi
Untuk menjaga agar tak hilang ingatan

Ada buku puisiku
Di atas meja
Biarkan berdebu
Kau takkan mengerti
Kau juga tak peduli
Karena buku puisiku takada angka-angka dapat dibangga

Kalau aku mati nanti
Bakar saja
Kalau itu menyempitkan dadamu
Karena hanya mengingatkan
Aku tak pernah berhasil
Mengumpulkan angka-angka

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline