Kenapa kita begitu mudahnya menjadi batu. Bergeming, walau sudah tersentuh sejuknya air dan lembutnya angin. Demi mempertahankan sesuatu yang tak tentu. Tak perlu
Kenapa kita begitu gampangnya menjadi api. Membakar kabar-kabar. Tak penting siapa salah siapa benar
Mengapa pula kita tak merasa bersalah menjadi timbangan yang curang. Menakar kelompok lain banyak yang kurang. Padahal kelompok sendiri bertaburan belang-belang
Kenapa kita begitu ringan berjalan tanpa kepala, demi angka-angka yang tak seberapa. Menggadaikan hati membanting harga
Kenapa kita tak mau berdiri di depan cermin, bertanya kepada diri: Kenapa?
***
Lebakwana, Oktober 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H