Iklan-iklan, berbaris pada lampu, rindu yang terjerembab, kepada kampung halaman, tanah, sawah, di mana entah. Kenangan yang memagut
Lalu kota, menggoda laron-laron beterbangan. Padahal dia api yang menjebak, membakar harapan
Gincu pada tubuh. Ngakak lupa hingga subuh. Doa-doa orang tua tak lagi tersentuh. Tenggelam di jalanan setiap pagi, dada pecah karena asap industri, lupa apakah masih ada sisa tenaga, dan tak ingat lagi, tak penting lagi, air mata
Merah, putih, hitam; cerita-cerita. Nyanyian. Api di tubuh kota selalu hidup. Serbuan perempuan-perempuan laron tak pernah redup
***
Lebakwana, September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H