pukul 23.09 aku memilah-milah percakapan sejak pagi tadi. tapi puisiku terlalu ngantuk membuka makna. wajah-wajah. televisi yang gugup, ingin menayangkan cerita apa. di linimasa kata-kata berlari begitu cepat
lalu buruk muka yang menyalahkan cermin
23.23 puisiku belum beranjak. menunggu seseorang, dan dua orang lagi di atas boncengan motor tua. suara serak. mimpi pada sebuah roti. dipesan ibu muda, tinggal di sebuah klaster perumahan. 5 potong roti dikirim melalui hujan. mimpi lembap tersebab air. air mata
ada cinta yang rapuh. di sana puisiku tersangkut. 00.04. telah berganti hari
***
Lebakwana, September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H