Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Puisi: Pintu

Diperbarui: 16 Agustus 2021   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pintu. Foto oleh Mikey Dabro/ Pexels 

Aku berharap melihatmu dini hari, dibawa angin basah sisa hujan sore tadi. Di langit bulan tinggal sepotong 

Kujelajahi linimasa, mungkin ada jejakmu pada semangkuk bakso yang tak kauhabiskan (terlalu banyak micin, katamu), pada pesan atau gambar-gambar yang lucu yang sempat kusimpan 

Tapi yang kutemukan adalah orang-orang yang semakin asing, jalan-jalan sesak dengan spanduk, kata-kata bising bagaimana cara memperebutkan tempat duduk 

Takada pintu. Di mana dulu aku bisa masuk membawa kata-kata, dan mimpi penuh madu. Pintu telah rusak oleh harapan-harapan yang banyak berujung tak 

Angin menyelusup dingin. Bukan karena udara jelang pagi, tapi gigilku yang mencoba masuk lewat pintu lain

***

Lebakwana, Agustus 2021 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline