mari beramsal pada daun, yang merindu hijau dan rimbun, tapi akhirnya takbisa menolak layu, kering, dan gugur
pun, usia yang jauh menapaki rantau, tapi waktu seperti jebakan ranjau, tidak tahu kapan meledak, tiba-tiba saja sudah mengantarkan kita ke depan pintu kubur
menghentikan senda-gurau, harta, sahabat, anak istri segala cerita, dan pengingat hanya sebegitu batas cinta
air mata, air mata memang ada, mengiringi sebentar saja, mungkin ada salvo, mungkin dibaca ulang kisah-kisah, lalu lupa dulu kita siapa
siapa, ya
seharusnya sejak lama kita tak berhitung menabur kebaikan, takut dan selalu mengingat tuhan, nanti diapungkan oleh doa-doa, siapa saja, adalah menjadi bekal terbaik dalam perjalanan pulang
***
Lebakwana, Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H